اَلسَّلاَ مُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن . أَمَّا بَعْدُ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِىْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطِانِ الرَّجِيْمِ . بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ . صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمِ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ الْكَرِيْمِ وَنَحْنُ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Ma’asyiral
muslimin rahimani wa rahimakumullah
Tiada kata yang patut kita ucapkan, tiada kata yang lebih
baik kita tuturkan selain kata puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT.
Yang telah memberikan rahmat dan karuniannya kepada kita semua sehingga kita
dapat melakukan aktivitas keseharian kita dengan baik dan insya Allah berberkah
Shalawat serta salam tak henti-hentinya kita kirimkan
kepada amirul mukminin Rasulallah Muhammad SAW salah seorang Rasul yang sebelum
lahirnya namanya sudah bersanding dengan nama Allah SWT di dalam syurga,
seorang rasul yang rela mengorbankan sahabat-sahabatnya, keluarganya hingga
dirinya sendiri pun demi untuk menegakkan agama yang di cintai dan di ridhoi
oleh Allah SWT yakni agama Islam yang berlafadzkan “Lailaha Illa Allah
Muhammadar Rasulallah” sebagaiman di dalam firman Allah SWT di dalam
Al-Qur’an :
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama yang dicintai dan diridho oleh Allah SWT ialah Agama
Islam...” (Q.S. Al-Imran/3: 16)
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah
Dalam
hidup ini, kemenangan itu bukanlah orang yang berhasil mengumpulkan uang yang banyak. Kemenangan
bukan pula berhasil diraihnya kedudukan dan pangkat yang tinggi. Kita telah
melihat betapa dengan uang yang banyak tidak sedikit yang justru hidup sengsara
dan susah. Yang memiliki kedudukan tinggi tak jarang pula yang justru jatuh
hina. Yang terkenal dan masyhur, tak sedikit pula yang akhirnya tersungkur.
Kemenangan
sejati adalah saat kita berhasil melakukan perintah Allah dan meninggalkan
larangan-Nya. Karena siapa pun yang berhasil menjalankan perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya, pastilah kebahagiaan, ketenteraman, keamanan dan
kemakmuran yang didapat. Karena tidak ada yang Allah perintahkan, kecuali itu
kebaikan bagi manusia. Dan sebaliknya, tak ada larangan kecuali itu adalah
keburukan bagi manusia. Demikian hukum Allah berlaku. Dulu, sekarang dan yang
akan datang. Baik dalam konteks individu maupun dalam kehidupan kolektif
berbangsa dan bernegara. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an surah An-Nahl : 97:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ
مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ
بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang siapa yang mengerjakan amal
shalih (artinya menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya), baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.” (Q.S. An-Nahl/16: 97)
Sebaliknya
siapa pun, masyarakat atau bangsa di mana pun yang suka melanggar perintah dan
larangan Allah pastilah menderita. Kalau ada kesenangan maka itu hanya tipuan,
yang bakal membuat siksaan lebih berat. Silakan lihat bagaimana akhir kehidupan
Namrud dan kekuasaannya, Firaun dan kerajaannya, Abu Jahal, Abu Lahab, dst orang-orang
dan bangsa-bangsa yang durhaka terhadap ajaran Allah. Mereka semua binasa.
Allah berfirman:
قُلْ سِيرُوا فِي
الْأَرْضِ ثُمَّ انْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
“Katakanlah: “Berjalanlah di muka bumi,
kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (ajaran
yang dibawa nabi) itu.” (Q.S. Al-An’am/6: 11)
Ma’asyiral muslimin rahimani wa
rahimakumullah
Ada kisah yang
sangat menarik dari salah satu umat terdahulu. Yang patut kita jadikan cermin
dan teladan. Yaitu, kisah kaumnya Nabi Yunus. Di dalam banyak kitab Tafsir
disebutkan bahwa Nabi Yunus diutus kepada penduduk kota Nainawa untuk
menyampaikan Agama Allah, tetapi mereka mengingkari seruan itu. Nabi Yunus
menerangkan kepada mereka bahwa jika mereka tidak juga beriman dan bertaubat,
masih tetap durhaka dan banyak berbuat maksiat, niscaya Allah swt. akan
menurunkan bencana yang mengazab mereka, sebagaimana yang pernah terjadi pada
bangsa-bangsa sebelumnya. Hingga, nabi
Yunus mengatakan bencana itu akan terjadi setelah tiga hari lagi.
Diancam
begitu, mereka masih tetap tak mau beriman dan bertaubat. Maka pada pagi hari
dari hari yang dijanjikan itu, betul, mereka melihat tanda-tanda akan
kedatangan bencana dahsyat yang siap menimpa kepala mereka. Melihat kenyataan
itu, serta merta mereka sadar bahwa apa yang disampaikan Nabi Yunus adalah
benar. Maka, mereka bergegas mencari Yunus, tetapi Nabi Yunus tidak mereka
temui lagi. Nabi Yunus telah terlebih dulu pergi.
Mereka pun tak
putus asa. Mereka lalu berkumpul bersama keluarga; semua anak dan binatang
ternak dikumpulkan di tengah lapang untuk memohon kepada Allah agar bencana
yang telah siap membinasakan mereka itu tidak ditimpakan kepada mereka. Mereka
pun menyatakan iman dan benar-benar bertaubat atas segala kedurhakaan yang
selama ini mereka telah perbuat.
Konon, mereka
melakukan pertaubatan massal itu selama empat puluh hari empat puluh malam.
Selama masa itu mereka memperbaiki diri. Di samping mohon ampun kepada Allah,
mereka pun memperbaiki kezhaliman dan mengembalikan hak-hak orang lain yang
telah mereka ambil.
Akhirnya,
Allah swt. menerima taubat mereka dan membatalkan terjadinya bencana yang siap
membinasakan mereka. Tanda-tanda terjadinya bencana itu berangsur-angsur
menghilang. Bencana benar-benar batal terjadi. Nabi Yunus yang ditelan ikan di
tengah-tengah laut dan merintih beristighfar dan bertaubat karena telah salah
melarikan diri, itu pun akhirnya selamat. Dan, datang lagi bertemu dengan
kaumnya. Lalu mereka hidup dalam bimbingan Nabi Yunus. Membangun kehidupan
berdasarkan keimanan dan syariat Allah. Karena itu, maka Allah menganugerahkan
kepada mereka kehidupan yang baik. Mereka pun hidup sejahtera, adil dan makmur.
Kisah tersebut, diabadikan dalam Al-Quran surat Yunus ayat 98:
لَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا
إِلَّا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَىٰ حِينٍ
“Dan mengapa suatu negeri tidak segera
beriman sehingga imannya itu bermanfaat kepadanya, sebagaimana kaumnya Nabi
Yunus? Tatkala mereka (kaumnya Yunus itu), beriman, maka Kami hilangkan dari
mereka azab yang nyaris menghinakan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami beri
kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (Q.S. Yunus/10: 98)
Ma’asyiral
muslimin rahimani wa rahimakumullah
Banyak
pelajaran dari kisah dan ayat di ayat di atas. Pertama, banyak masyarakat manusia
yang aneh, yaitu mengingkari ajaran Allah yang dibawa para nabi. Tidak ada nabi
atau rasul yang diutus oleh Allah termasuk nabi Muhammad kepada suatu kaum
kecuali kaum itu selalu menentang dan melawan. Inilah salah keanehan manusia.
Diberi oleh Allah akal, penglihatan dan pendengaran serta hati nurani, tapi
selalu saja tak suka dengan kebenaran dan orang-orang yang membawa kebenaran
dari Allah. Kalau binatang tak tahu dan tak mau kebenaran adalah wajar. Namun
manusia bahkan sudah sekolah sangat tinggi tapi masih sangat sulit bisa
menerima untuk diajak tunduk dan patuh kepada Allah. Tak mau diajak shalat. Tak
mau diajak zakat. Tak mau diajak berbuat jujur. Tak mau berbakti kepada orang
tua sendiri. Tak mau menyembah Allah. Dst.. Apa namanya? Tak lain manusia dan
masyarakat yang seperti itu adalah masyarakat jahiliyah. Yang lebih buruk dari
pada binatang. Allah berfirman:
. . . أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ
بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
“Mereka itu adalah seperti binatang
ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang bodoh.” (Q.S. Al-A’raf/: 179)
Kedua, kaum
atau masyarakat yang mengingkari ajaran Allah, memilih hidup dalam
kejahiliyahan, maka mereka digulung dengan bencana. Allah berfirman: “Apakah mereka tidak
memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan
sebelum mereka, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami
curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir
di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan
kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.” (Q.S. Al-An’am/6: 6)
Ketiga, kisah
kaumnya nabi Yunus di atas menunjukkan dengan sangat jelas bahwa sesungguhnya
membangun kehidupan yang makmur, tenteram dan aman adalah mudah. Yaitu, dengan
mengikuti ajaran Allah. Allah memberikan kemakmuran dan kesejahteraan dan
ketenteraman kepada kaumnya nabi Yunus, saat mereka sudah bertaubat dan mau
mengikuti syariat Allah. Inilah jalan yang sangat mudah dan sederhana. Tak
perlu banyak anggaran dan macam-macam rekayasa. Dan inilah jalan satu-satunya.
Tak ada jalan lain kecuali itu. Yaitu, jalan dan ajaran yang dibawa nabi. Agama
Islam. Allah berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ
عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ . . .
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai
Islam itu jadi agama bagimu.” (Q.S. Al-Maidah/5: 3)
Percayalah,
eksekutif maupun legislatif yang ingin membangun negeri ini dengan studi banding
ke Cina, Australia, Amerika dll itu hanya membuang-buang uang saja bila kita
tetap tak mau dengan sungguh-sungguh menjalankan ajaran Agama Islam.
Kita prihatin,
segala keburukan sudah dinyatakan darurat namun kita belum juga sadar untuk
menjalankan syariat Islam. Bagaimana kita bisa menghentikan darurat korupsi
tanpa Agama? Bagaimana kita menanggulangi darurat narkoba tanpa Agama?
Bagaimana kita menanggulangi darurat perzinaan, pemerkosaan, pembunuhan, dll
kejahatan tanpa mau kembali kepada ajaran yang diturunkan oleh Allah dalam
Al-Quran? Bagaimana, kita bisa menyelesaikan problematika yang silih berganti
tanpa mau mengamalkan ajaran Agama Islam? Bagaimana kita ingin masuk surga tapi
kita tak mau mengikuti Nabi Muhammad?
Kita sangat
prihatin di tengah-tengah situasi buruk yang sudah serba darurat, malah muncul
desakan agar pemerintah minta maaf kepada PKI. Partai komunis yang pernah
hampir mengubur bangsa ini. La haula walaa quata illa billah. Muncul juga,
desakan lesbi, homo (LGBT) harus diakui sebagai hak asasi manusia. Di tengah
puasa muncul juga seruan aneh, “Yang puasa harus menghormati yang
tidak puasa.” Seakan-akan yang puasa suka berbuat buruk kepada yang tak berpuasa.
Seakan orang yang mengamalkan Agama itu selalu jahat kepada orang lain. Betapa
aneh! Dan karena itulah bila ada insiden terorisme selalu dikaitkan dengan
Islam. Padahal Islam itu Indah, damai
dan rahmat bagi semesta. Lalu, ada upaya penghapusan peraturan-peraturan yang
bernuansa Islam. Bagaimana peraturan yang bernuansa Agama Islam malah ingin mau
dihapus? Seharusnya kita semua segera sadar peraturan yang tak sesuai dan tidak
berdasarkan Agama itulah yang segera harus dihapus dalam kehidupan kita. Karena
setiap peraturan, perilaku dan hukum yang bertentangan dengan Al-Quran inilah yang
membuat malapetaka di bumi ini. Ada lagi ucapan yang sangat menyakitkan dan
menyesatkan, “Lebih baik orang kafir yang tidak korupsi daripada orang Islam yang
korupsi.” Ini adalah ucapan yang mengarahkan bahwa agama itu tak penting lagi.
Wal-iyadzu billah. Allah berfirman:
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ
وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
“Mereka ingin hendak memadamkan cahaya
(agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap
menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.” (Q.S. Ash-Shaff/61: 8)
Puasa dan
Ramadhan telah mengajarkan kepada kita semua, bahwa kebahagiaan, keamanan dan
kesejahteraan lahir dan batin ada dalam ajaran Agama. Siapa saja yang
menjalankan ajaran Agama Islam, niscaya hidupnya tenang, bahagia dan sejahtera.
Baik dalam konteks pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. “Allah menghendaki
kemudahan, tidak menghendaki kesulitan.”
Ajaran Islam
itu semua mudah dan jelas. Tak ada yang sulit dan menyulitkan. Tak ada yang
kabur dan remang-remang. Apa yang Allah perintahkan adalah jelas dan mudah, dan
apa yang Allah larang juga jelas dan manusia sendiri pada dasarnya tak suka.
Hanya, manusia terkadang malah mempersulit diri sendiri. Allah berfirman: “Barang siapa yang
mengerjakan amal yang shalih maka (kebaikannya) untuk dirinya sendiri dan
barang siapa yang berbuat jahat maka (petakanya) atas dirinya sendiri; dan
sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba (Nya).” (Q.S Fusshilat/41: 46)
Oleh karena
itu gampang, kalau kita ingin bangkit dari situasi yang serba darurat, maka
kita harus mengamalkan ajaran Islam.
Ramadhan dan puasa dengan nyata membuktikan hal ini. Betapa di bulan Ramadhan
kita rasakan adanya kedamaian, kebahagiaan, ketenteraman dan kenyamanan.
Mengapa? Karena di bulan Ramadhan kita semua relatif sadar untuk tunduk dan
patuh kepada Allah. Kita dengan sadar memakmurkan masjid, berdzikir dan berdoa,
berinfaq, bersedekah dan membaca Al-Quran. Bayangkan betapa damainya hati kita saat
kita membaca Al-Quran. Baru kita baca saja hati dan suasana menjadi indah dan
damai. Apalagi bila Al-Quran ini isinya kita amalkan dalam seluruh dimensi
kehidupan kita. Baik aqidahnya, ibadahnya, akhlaknya, hukumnya dan
ajaran-ajaran lainnya. Maka naif sekali bila ada peraturan yang dibatalkan
gara-gara bernuansa ajaran Al-Quran. Kita semua hendaknya segera sadar.
Menjadikan Al-Quran sebagai sumber segala perasaan, pikiran dan tingkah laku
kita. Kita harus segera sadar menjadikan Al-Quran sebagai sumber segala tata
aturan dalam kehidupan ini. Setiap tata aturan yang tidak bersumber dari
Al-Quran atau bertentangan dengan Al-Quran itulah yang harus segera dibatalkan.
Keempat,
dahsyatnya istighfar dan taubat. Kisah Nabi Yunus dan kaumnya ini menunjukkan
betapa istighfar dan taubat itu sangat dahsyat. Bencana bisa batal terjadi.
Nabi Yunus yang terombang ambing berada dalam tiga kegelapan: di tengah malam,
dalam laut dan dalam perut ikan bisa selamat. Dan, itulah sesungguhnya Allah
itu maha pengampun dan maha penyayang. Asal hamba2-Nya mau minta ampun dan
bertaubat. Tak ada kondisi darurat yang tak bisa diselesaikan bila kita semua
mau bertaubat kepada Allah.
Maka, yang
terkena narkoba silakan bertaubat kepada Allah. Yang korupsi bertaubatlah
kepada Allah. Yang berzina bertaubatlah kepada Allah. Yang belum rajin shalat
bertaubatlah kepada Allah. Yang belum berjilbab atau menutup aurat bertaubatlah
kepada Allah. Yang suka judi, bertaubatlah kepada Allah. Pokoknya siapa saja
yang bergelimang dosa dan maksiat, marilah sadar dan bertaubat kepada Allah.
Allah tidak akan murka, bahkan Allah sayang dan cinta. Allah berfirman:
. . . إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang membersihkan diri.” (Q.S Al-Baqarah/2: 222)
Kelima, bila
ingin selamat maka iman dan taubat tak boleh terlambat. Kaumnya Nabi Yunus
tidak terlambat bertaubat, maka mereka selamat. Karena itulah Allah memuji
kaumnya nabi Yunus. Berbeda dengan umat-umat lain yang selalu terlambat dalam
bertaubat, hingga tak ada gunanya lagi. Seperti, iman dan taubatnya Firaun di
saat ia telah digulung ombak dan megap-megap di tengah laut. Allah berfirman: “Apakah sekarang (kamu baru
percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu
termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Yunus: 91). Kalau sudah
seperti itu, iman dan taubat tak berguna, serta bencana tak bisa diurungkan
lagi.
Kini kita
dalam kondisi darurat. Darurat Narkoba, darurat korupsi, darurat perzinaan dan
pemerkosaan, darurat keserakahan dll kemaksiatan dan dosa. Bila ingin selamat
dari kondisi yang sudah serba darurat ini, maka iman dan taubat tak boleh
terlambat. Insya Allah belum terlambat untuk sadar, beristighfar dan bertaubat.
Mari kita semua beristighfar dan bertaubat. Mari kita jalankan ajaran Islam
dengan penuh kesungguhan. Janganlah Islam hanya dipakai kalau ada kepentingan
politik saja. Jangan Islam hanya dipakai hanya di bulan Ramadhan saja.
Janganlah kita shalat hanya di Idul fitri saja. Wahai kaum wanita, jangan hanya
pakai jilbab ketika shalat saja. Wahai para pejabat, jangan tampak dekat dengan
rakyat dan tampak rajin ibadah hanya di saat hendak nyalon saja.
Semuanya,
marilah kita jalankan ajaran Islam dengan baik. Mari kita lakukan shalat di
masjid. Mari kita bayarkan zakat dari penghasilan yang kita dapatkan. Sebagai
apapun kita. Selama itu adalah rezeki yang baik dan halal, harus kita keluarkan
zakatnya. Marilah suasana kita balik, menjadi pribadi-pribadi muslim yang suka
memberi, bukan yang suka meminta-minta. “Tangan di atas lebih baik
daripada tangan di bawah.” Yang duduk di pemerintahan, tunaikan
tugas negara dengan penuh amanat dan tanggung jawab. Jangan Anda hanya pandai
menuntut kenaikan gaji, hingga ada gaji 13 atau 14 atau berapa lagi, tapi
kinerja tak ada peningkatan sama sekali. Yang seperti itu bukanlah merupakan
pribadi orang yang beriman.
Para guru dan
dosen, harus juga segera sadar. Tugas utamanya adalah mendidik anak bangsa ini.
Bukan sekedar menjejali dengan pengetahuan dan teori yang kosong dari keimanan
dan budi pekerti. Para ustadz dan muballigh tak cukup hanya memberikan ceramah
dan pengajian, tapi umat sangat membutuhkan contoh dan suri teladan. Oleh karena itu, bagi para orang tua, mari kita
semua pastikan bahwa anak yang kita tinggalkan telah terdidik dengan Agama
secara benar. Apa yang kita banggakan bila anak yang kita tinggalkan tak bisa
mengaji? Apa yang kita harapkan kalau nanti kita sudah mati?
Wahai
anak-anak, para remaja dan para pemuda. Jangan sia-siakan waktu berharga yang
kalian miliki. Jangan kalian habiskan hanya untuk bermain-main, main game, main
hp, nongkrong di pinggir jalan atau pantai. Masa anak-anak, remaja dan pemuda,
tidaklah lama. Dan masa itu sangat berharga. Kalau sudah lewat, maka tak bisa
diulang. Jangan sampai kalian menyesal. Ikuti nasehat orang tua dan guru. Kapan
kalian berbakti kepada orang tua, kalau bukan saat ini. Dan, untuk berbakti
kepada orang tua, saat ini cukup kalian dengan rajin belajar, bukan foya-foya,
rajin ibadah, bukan rajin bermain-main saja, rajin ke masjid, bukan begadang
saja. Kalau kalian ingin membahagiakan orang tua ikuti nasehatnya yang baik.
Orang tua tak ingin kalian berikan uang, rumah atau pakaian. Cukup ikuti
nasehatnya yang baik dan jadilah anak yang shalih.
Wahai anak-anakku, kalian adalah masa
depan umat dan bangsa ini. Harapan umat dan bangsa ini ada di pundak kalian.
Jangan kalian berikan diri kalian kepada narkoba, kebut-kebutan, pacaran dan
perbuatan yang sia-sia. Rajinlah ke masjid, jangan menunggu nanti kalau sudah
tua. Masjid-masjid menunggu kreativitas dan aksi amal shalih kalian. Sejarah
menunjukkan bahwa kehebatannya adalah terletak pada para pemudanya. Nabi
bersabda bahwa nanti di padang mahsyar ada tujuh golongan yang mendapat naungan
khusus dari Allah. Salah satunya adalah para pemuda yang rajin beribadah. Allah
berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي
خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai sekalian manusia (yang tua
maupun yang muda, pria maupun wanita. Semuanya), beribadahlah kepada Tuhanmu
(yaitu Allah) yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum
kalian, agar kalian bertakwa.” (Q.S Al-Baqarah/2: 21)
Ma’asyiral muslimin
rahimani wa rahimakumullah
Sebagai kesimpulan dari ceramah yang singkat ini marilah
kita bersama-sama menjaga diri, keluarga serta negara kita ini dari segala
darurat yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita darurat korupsi, darurat
perzinaan, darurat pemerkosaan darurat kesyirikan terhadap Allah SWT. Dengan
cari bertaubat dengan sungguh-sungguh karena didalam bertaubat tidak ada kata
terlambat bagi siapa saja yang ingin membersihkan hati jiwa beserta raganya
dari segala kesalahan dan kehilafan baik yang nampak maupun tidak dan yang
disengaja maupun tidak di senngaja dengan syarat bertaubat dengan
sungguh-sungguh dan berjanji untuk tidak mengulanginya kembali agar kita bisa
mendapat ampunnan dari Allah atas segala kesalahan tersebut sehingga kehidupan
kita di dunia yang sementara ini dapat sejahtera begitupun kelak di akhirat kita
bisa masuk kedalam surga Allah SWT dengan ridho-Nya yang kekal abadi
selama-lamanya. Amin ya rabbal alamin.
Apabila selama saya menyampaikan ceramah ini dari awal
salam hingga saat ini ada kata-kata atau hal yang salah yang tidak berkenang di
hati jamaa’ah sekalian saya mohon maaf sebesar-besarnya karena saya hanyalah
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan dosa, dan apabila ada benarnya
itu semata-mata datangnya dari Allah SWT yang maha sempurna dari kesempurnaan yang
secara kebetulan melalui perantara mulut yang berbicara.
اُنْظُرْ مَا قَالَ وَلَا تَنْظُرْ مَنْ قَالَ
“Lihatlah apa yg di katakan dan jangan melihat siapa yg mengatakan” -Ali bin Abi Tholib-
“Lihatlah apa yg di katakan dan jangan melihat siapa yg mengatakan” -Ali bin Abi Tholib-
Billahi Taufi Wa Rahma, Waridho
Walhinayah
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
LAPORAN FIELDTRIP
PEMBUDIDAYAAN UDANG VANNAMEI DI KOLAM AIR PAYAU
DI PT. ESAPUTLII PRAKARSA UTAMA
BARRU, SULAWESI SELATAN
DOSEN : ABDULLAH, S.Pi., M.Si
DI SUSUN OLEH :
ANDIS NUGRAHA. N
1522 050 226
PROGRAM STUDY AGRIBISNIS PERIKANAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan ini dengan
judul Pembudidayaan Udang Vannamei di kolam air payau.
Penulis
menyadari banyak sekali kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan dimasa mendatang. Akhirnya, segala kesalahan
dan kekurangan adalah tanggung jawab penulis, namun apabila terdapat
kebenaran, semuanya karena petunjuk, tuntunan dan Ridho Allah sang
pencipta. Segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya di bidang
perikanan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan dan kegunaan 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1. Taksonomi dan Klasifikasi Udang Vannamei 4
Morfologi ..................................................................... 3
Habitat dan Daur Hidup Udang Vannamei 7
Pakan dan Kebiasaan Makan Udang Vannamei 9
BAB III METEDOLOGI 11
Waktu Dan Tempat 11
3.2. Alat dan Bahan 11
3.3. Metode Pelaksanaan 11
3.4. Jenis Data 11
3.5. Sumber Data 12
VI PEMBAHASAN 13
Kontruksi Tambak 13
Pengelolaan Tambak 14
Pemeliharaan Udang 14
Pengelolaan Kesehatan Udang 16
Pemberian Pakan 17
Panen 18
BAB V PENUTUP 19
Kesimpulan 19
Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Udang
Vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan udang asli perairan Amerika
Latin. Udang ini dibudidayakan mulai dari pantai barat Meksiko ke Udang
Vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan udang asli perairan Amerika
Latin. Udang ini dibudidayakan mulai dari pantai barat Meksiko ke arah
selatan hingga daerah Peru. Beberapa petambak di Indonesia mulai mencoba
membudidayakan udang vannamei, karena hasil yang dicapai sangat luar
biasa. Apalagi produksi udang windu yang saat ini sedang mengalami
penurunan karena serangan penyakit, terutama penyakit bercak putih
(white spot syndrome virus) (Haliman R.W dan Adijaya D. S, 2005).
Menurut
Haliman R.W dan Adijaya D.S, (2005), Kehadiran udang vannamei diakui
sebagai penyelamat dunia pertambakan udang Indonesia. Petambak mulai
bergairah kembali,begitu pula para operator pembenihan udang. Operator
mulai membenikan udang vannamei untuk memenuhi kebutuhan petambak.
Awal
mula pembudidayaan udang vannamei dilakukan di Jawa Timur. Petambak di
Jawa Timur sangat antusias terhadap udang vannamei, bahkan 90% petambak
mengganti komuditas budidaya dari udang windu menjadi udang vannamei.
Dengan
semakin banyaknya petambak udang vannamei maka diperlukan prosedur
budidaya yang benar. Dengan demikian prokdukvitas udang vannamei dapat
ditingkatkan.Oleh karena itu penulis tertarik untuk menggambil judul
Teknik Pembesaran Udang Vannamei.
Awal
mula pembudidayaan udang vannamei dilakukan di Jawa Timur. Petambak di
Jawa Timur sangat antusias terhadap udang vannamei, bahkan 90% petambak
mengganti komuditas budidaya dari udang windu menjadi udang vannamei.
Dengan
semakin banyaknya petambak udang vannamei maka diperlukan prosedur
budidaya yang benar. Dengan demikian prokdukvitas udang vannamei dapat
ditingkatkan.Oleh karena itu penulis tertarik untuk menggambil judul
Teknik Pembesaran Udang Vannamei
.
.
Udang
Vannamei (Litopaneus vannamei) merupakan udang asli perairan amerika
latin, sejak 4 dekade terakhir budidaya udang ini mulai merebak dengan
cepat kekawasan asia seperti Taiwan, cina, dan malaysia, bahkan kini di
Indonesia (Hilman 2006). Udang vannamei masuk keindonesia pada tahun
2001. Pada Mei 2002 pemerintah memberi izin kepada dua perusahaan swasta
salah satunya PT. Central Pertiwi Bahari (CPB) desa Suak Kec. Sidomulyo
Kalianda Lampung Selatan Indonesia untuk mengimpor induk udang vannamei
sebanyak 2000 ekor, selain itu juga mengimpor benur sebanyak lima juta
ekor dari Hawaii serta 300.000 ekor dari Amerika latin. Induk dan benur
tersebut kemudian dikembangkan oleh hatchery pemula, sekarang usaha
tersebut telah dikomersialkan dan berkembang pesat karena peminat udang
vannamei semakin meningkat (Hilman 2006).
Kehadiran
udang vannamei diakui sebagai penyelamat dunia pertambakan udang di
Indonesian. Petambak mulai bergairah kembali begitu juga dengan para
operator pembenih udang. Operator mulai membenihkan udang vannamei untuk
memenuhi kebutuhan petambak. Awal mula pembudidayaan udang vannamei
dilakukan di Jawa Timur dan memperoleh keuntungan yang cukup memuaskan
sehingga petambak di luar Jawa Timur sangat antusias untuk
membudidayakan terhadap udang vannamei, Bahkan hampir 90% petambak
mengganti komoditas udang windu menjadi udang vannamei. Hal ini
dikarenakan produksi udang windu pada saat itu yang sedang berkembang
mengalami penurunan karena serangan penyakit dan virus terutam bercak
putih (White Syndrome Virus). Dengan semakin banyaknya petambak udang
vannamei maka diperlukan prosedur dan proses budidaya yang benar bagi
para hatchery baik dari guna memenuhi permintaan para petambak khususnya
petambak udang vannamei.
PT.
ESAPUTLI PRAKARSA UTAMA (Benur Kita) adalah salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang pembenihan ikan bandeng dan pembudidayaan udang
vannamei perusahaan ini berada di Bojo, kecamatan Mallusetasi, kabupaten
Barru, provinsi Sulawesi Selatan.
Tujuan dan KegunaanKegiatan Fieldtrip ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembudidayaan udang vannamei sehingga menghasilkan udang yang bernilai ekonomis tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Taksonomi dan anatomi udang vannameiklasifikasi udang vannamei (Litopenaeus vannamei) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Metazoa
Filum : Artrhopoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malascostraca
Subkeas : Eumalacostraca
Superordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Subordo : Dendrobrachiata
Famili : Penaeidae
Genus : Litopenaeus
Spesies : Litopenaeus vannamei
Morfologi
Gambar 1. Morfologi Udang Vanname
Udang
putih vaname sama halnya seperti udang penaid lainnya, binatang air
yang ruas-ruas dimana pada tiap ruasnya terdapat sepasang anggota badan.
Anggota ini pada umumnya bercabang dua atau biramus. Tubuh udang secara
morfologis dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu cepalothorax atau
bagian kepala dan dada serta bagian abdomen atau perut. Bagian
cephalothorax terlindungi oleh kulit chitin yang tebal yang disebut
carapace. Secara anatomi cephalotorax dan abdomen, terdiri dari
segmen-segmen atau ruas-ruas. Masing-masing segmen memiliki anggota
badan yang mempunyai fungsi sendiri-sendiri (Elovaara, 2001).
Kulit
chitin pada udang penaidae akan mengelupas (ganti kulit) setiap kali
tubuhnya akan membesar, setelah itu kulitnya mengeras kembali
(Martosudarmo dan Ranumiharjo, 1980; Tricahyo, 1995; Suyanto dan
Mujiman,1990). Menurut Martosudarmo et al., (1983), tubuh udang penaeid
terdiri dari tiga bagian yaitu:
Kepala
Kepala
terdiri dari enam ruas, pada ruas kepala pertama terdapat mata majemuk
yang bertangkai, beberapa ahli berpendapat bahwa mata bertangkai ini
bukan suatu anggota badan seperti pada ruas-ruas yang lain, sehingga
ruas kepala dianggap berjumlah lima buah. Pada ruas kedua terdapat
antena I atau antenules yang mempunyai dua buah flagella pendek yang
berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Ruas ketiga yaitu antena II
atau antennae mempunyai dua buah cabang yaitu cabang pertama (exopodite)
yang berbentuk pipih dan tidak beruas dinamakan prosertama. Sedangkan
yang lain (Endopodite) berupa cambuk yang panjang yang berfungsi sebagai
alat perasa dan peraba. Tiga ruas terakhir dari bagian kepala mempunyai
anggota badan yang berfungsi sebagai pembantu yaitu sepasang mandibula
yang bertugas menghancurkan makanan yang keras dan dua pasang maxilla
yang berfungsi sebagai pembawa makanan ke mandibula. Ketiga pasang
anggota badan ini letaknya berdekatan satu dengan lainnya sehingga
terjadi kerjasama yang harmonis antara ketiganya.
Dada
Bagian
dada terdiri dari delapan ruas yang masing-masing ruas mempunyai
sepasang anggota badan yang disebut Thoracopoda. Thoracopoda pertama
sampai dengan ketiga dinamakan maxilliped yang berfungsi sebagai
pelengkap bagian mulut dalam memegang makanan. Thoracopoda lainnya (ke-5
s/d ke-8) berfungsi sebagai kaki jalan yang disebut pereipoda.
Pereipoda pertama sampai dengan ketiga memiliki capit kecil yang
merupakan ciri khas dari jenis udang penaeid.
Perut
Bagian
perut atau abdomen terdiri dari enam ruas. Ruas yang pertama sampai
dengan ruas kelima masing-masing memiliki sepasang anggota badan yang
dinamakan pleopoda. Pleopoda berfungsi sebagai alat untuk berenang oleh
karena itu bentuknya pendek dan kedua ujungnya pipih dan berbulu (setae)
pada ruas yang keenam pleopoda berubah bentuk menjadi pipih dan melebar
yang dinamakan uropoda, yang bersama-sama dengan telson berfungsi
sebagai kemudi.
Warna dari udang Vannamei ini putih
transparan dengan warna biru yang terdapat dekat dengan bagian telson
dan uropoda (Lightner et al., 1996).
Alat kelamin udang jantan disebut petasma, yang terletak pada p
angkal
kaki renang pertama. Sedangkan alat kelamin udang betina disebut juga
dengan thelicum terbuka yang terletak diantara pangkal kaki jalan ke
empat dan ke lima (Tricahyo, 1995; Wyban dan Sweeney, 1991).
Pada
stadia larva, udang putih mamiliki enam stadia naupli, tiga stadia
zoea, dan tiga stadia mysis dalam daur hidupnya (Elovaara, 2001).
Setelah perkawinan induk betina mengeluarkan telur-telurnya (spawning),
yang segera di buahi sperma tersebut, selesai terjadi pembuahan, induk
betina segera ganti kulit (moulting). Pada pagi harinya dapat dilihat
kulit-kulit dari betina yang selesai memijah. Jadi perkawinan pada udang
open telikum terjadi setelah gonad matang telur. Telur-telur yang telah
dibuahi akan terdapat pada bagian dasar atau melayamg-layang di air
(Wyban dan Sweeney, 1991). Cara ini berbeda dengan udang windu yang
merupakan close telikum, dimana perkawinan terjadi sebelum gonad udang
betina berkembang atau matang.
Habitat dan Daur Hidup Udang Vannamei
Gambar 2. Siklus hidup Udang Vannamei
Habitat
udang berbeda-beda tergantung dari jenis dan persyaratan hidup dari
tingkatan-tingkatan dalam daur hidupnya. Pada umumnya udang bersifat
bentis dan hidup pada permukaan dasar laut. Adapun habitat yang disukai
oleh udang adalah dasar laut yang lumer (soft) yang biasanya campuran
lumpur dan pasir. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa induk udang putih
ditemukan diperairan lepas pantai dengan kedalaman berkisar antara 70-72
meter (235 kaki). Menyukai daerah yang dasar perairannya berlumpur.
Sifat hidup dari udang putih adalah catadromous atau dua lingkungan,
dimana udang dewasa akan memijah di laut terbuka. Setelah menetas, larva
dan yuwana udang putih akan bermigrasi kedaerah pesisir pantai atau
mangrove yang biasa disebut daerah estuarine tempat nurseri groundnya,
dan setelah dewasa akan bermigrasi kembali ke laut untuk melakukan
kegiatan pemijahan seperti pematangan gonad (maturasi) dan perkawinan
(Wyban dan Sweeney, 1991). Hal ini sama seperti pola hidup udang penaeid
lainnya, dimana mangrove merupakan tempat berlindung dan mencari
makanan setelah dewasa akan kembali ke laut (Elovaara, 2001).
Pada
udang putih, ciri-ciri telur yang telah matang adalah dimana telur akan
terlihat berwarna coklat keemasan (Wyban dan Sweeney,1991). Udang putih
mempunyai carapace yang transparan, sehingga warna dari perkembangan
ovarinya jelas terlihat. Pada udang betina, gonad pada awal
perkembangannya berwarna keputih-putihan, berubah menjadi coklat
keemasan atau hijau kecoklatan pada saat hari pemijahan (Lightner et
al., 1996).
Telur jenis udang ini tergantung dari ukuran individu,
untuk udang dengan berat 30 gram sampai dengan 45 gram telur yang di
hasilkan 100.000 sampai 250.000 butir telur. Telur yang mempunyai
diameter 0,22 mm, cleaveage pada tingkat nauplis terjadi kira-kira 14
jam setelah proses bertelur (Anonymous, 1979). Menurut Lim et al.,
(1989), perkembangan larva udang penaeid terdiri dari beberapa stadia
yaitu:
Stadia nauplius
Nauplius bersifat
planktonik dan phototaxis positif. Dalam stadia ini masih memiliki
kuning telur sehingga belum memerlukan makanan. Perkembangan stadia
nauplius terdiri dari enam sub stadium. Nauplius memiliki 3 pasang organ
tubuh yaitu antena pertama, antena kedua dan mandible. Antena pertama
uniramous, sedangkan 2 alat lainnya biramous.
Stadia Zoea
Perubahan
bentuk dari nauplius menjadi zoea memerlukan waktu kira-kira 40 jam
setelah penetasan. Pada stadia ini larva dengan cepat bertambah besar.
Tambahan makanan yang diberikan sangat berperan dan mereka aktif memakan
phytoplankton. Stadia akhir zoea juga memakan zooplankton. Zoea sangat
sensitif terhadap cahaya yang kuat dan ada juga yang lemah diantara
tingkat stadia zoea tersebut.
Zoea terdiri dari tiga substadia
secara kasar tubuhnya di bagi kedalam tiga bagian, yaitu carapace,
thorax dan abdomen. Tiga substadia tersebut dapat dibedakan berdasarkan
segmentasi abdomen dan perkembangan dari lateral dan dorsal pada setiap
segmen.
Stadia mysis
Larva mencapai stadia mysis
pada hari ke lima setelah penetasan. Larva pada stadia ini kelihatan
lebih dewasa dari dua stadia sebelumnya. Stadia mysis lebih kuat dari
stadia zoea dan dapat bertahan dalam penanganan. Stadia mysis memakan
phytoplankton dan zooplankton, akan tetapi lebih menyukai zooplankton
menjelang stadia mysis akhir (M3). Mysis memilki tiga sub stadia dimana
satu dengan lainnya dapat dibedakan dari perkembangan bagian dada dan
kaki renang.
Stadia post larva
Perubahan bentuk
dari mysis menjadi post larva terjadi pada hari kesembilan. Stadia post
larva mirip dengan udang dewasa, dimana lebih kuat dan lebih dapat
bertahan dalam penanganan. Kaki renang pada stadia post larva bertambah
menjadi tiga segmen yang lebih lengkung. Post larva bersifat planktonik,
dimana mulai mencari jasad hidup sebagai makanan
Pakan dan Kebiasaan Makan Udang Vannamei
Makanan
udang penaeid terdiri dari crustacea dan molusca yang terdapat 85 %
didalam pencernaan makanan dan 15 % terdiri dari invertebrata benthis
kecil, mikroorganisme penyusun detritus, udang putih demikian juga di
alam merupakan omnivora dan scavenger (pemakan bangkai). Makanannya
biasanya berupa crustacea kecil, amphipouda dan plychacetes atau cacing
laut (Wyban dan Sweeney, 1991). Lebih lanjut dikatakan dalam
pemeliharaan induk udang putih, pemberian pakan udang putih 16 % dari
berat total adalah cumi, 9 % cacing dengan pemberian pakan empat kali
perhari.
Udang mempunyai pergerakan yang hanya terbatas dalam
mencari makanan dan mempunyai sifat dapat menyesuaikan diri terhadap
makanan yang tersedia lingkungannya. Di alam larva udang biasanya
memakan zooplankton yang terdiri dari trochophora, balanos, veliger,
copepoda, dan larva polychaeta (Tricahyo, 1995).Udang putih termasuk
golongan udang penaeid. Maka sifatnya antara lain bersifat nocturnal
artinya aktif mencari makan pada malam hari atau apabila intensitas
cahaya berkurang. Sedangkan pada siang hari yang cerah lebih banyak
pasif, diam pada rumpon yang terdapat dalam air tambak atau membenamkan
diri dalam Lumpur (Nurdjana et al., 1989).
BAB III
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Penulisan
laporan ini berdasarkan fieldtrip mahasiswa yang dilaksanakan pada
tanggal 8 November 2016, di PT Esaputli Prakarsa Utama (Benur Kita)
kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
Alat dan Bahan
Pulpen
Buku
Kertas HVS
Hp
Benur
Nener
Induk Ikan Bandeng
Metode Pelaksanaan
Tinjauan Kepustakaan
Penelitian
yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca dan mempelajari
literatur dan catatan yang berhubungan dengan pembenihan dan
pembudidayaan dalam penyusunan laporan ini
Penelitian Lapangan
Metode
observasi yaitu metode yang dilakukan dengan turun langsung kelapangan
untuk memperoleh sejumlah data-data yang berhubungan dengan pembahasan
ini yang bersumber dari perusahaan.
Jenis Data
Data Kualitatif
Data yang berupa penjelasan dari pihak perusahaan yang bersangkutan.
Data Kuantitatif
Data
yang berupa angka atau bilangan yang diperoleh secara langsunng dari
perusahaan sesuia dengan bentuknya yang nantinya akan diolah atau
dianalisis dengan menggunakan perhitungan matematika dan statistik.
Sumber Data
Data Primer
Data
yang diperoleh dari hasil penelitian langsung ke perusahaan. Data ini
diperoleh melalui wawancara terhadap petugas perusahaan yang jawabannya
nantinya diolah kedalam laporan ini
Data Sekunder
Data
yang diperoleh dari literatur atau internet sebagai pelengkap data
primer.
BAB IV
PEMBAHASAN
Kontruksi Tambak
Teknologi
yang diperkenalkan melalui leaflet ini adalah Semi Intensif. Dalam
budidaya udang semi intensif, sistem budidaya yang diterapkan sebaiknya
memakai sistem “ resirkulasi” dengan rasio luas tambak 40%:60% antara
petak tandon dengan petak pemeliharaan. Konstruksi tambak terutama
tanggul/pematang harus kuat, kedap air (tidak rembes dan bocor), tidak
mudah longsor, pintu masuk dan keluar terpisah, bentuk caren melintang
di tengah dasar tambak.
Jenis dan fungsi petakan dan saluran
tambak yang diperlukan dalam budidaya udang semi intensif dengan sistem
resirkulasi tertutup yaitu :
Petak tambak karantina yang berfungsi sebagai petak isolasi air media, baik air baru ataupun air lama (air resirkulasi);
Saluran suplai air yang menampung air dengan baku mutu air standar, yang didistribusikan ke petak-petak pembesaran;
Petak pembesaran dipergunakan sebagai petak pemeliharaan udang hingga panen;
Saluran pembuangan yang berasal dari petak pembesaran, berfungsi sebagai saluran pengendapan lumpur/limbah.;
Petak
tandon (bio filter/ bio screen) petak tambak yang dipelihara organisme
jenis ikan multispeies dan ikan (bioscreen/biofilter) guna untuk
memangsa hama penular penyakit udang;
Petak unit pengolah limbah
berfungsi sebagai petak penampungan air buangan kotoran (limbah) udang,
terutama air buangan limbah tambak;
Elevasi dasar tambak petak
pembesaran udang terhadap saluran pembuangan (air surut terendah) yang
standar dan ideal akan mempermudah pengelolaan air dan pembuangan
lumpur/kotoran, baik secara harian maupun dalam kondisi tertentu.
Central
drain; adalah sistem pembuangan air yang dibuat /diletakan di titik
konsentrasi pengumpulan kotoran, yaitu pada bagian tengah petak
pembesaran udang;
Pintu monik; adalah model pintu pembuangan air
yang terbuat dari pasangan bata/batu dan cor semen. Pintu pengatur
berada pada pematang bagian sisi dalam, sementara buis beton pembuangan
air menghadap ke saluran pembuangan air;
Pematang dan dasar
tambak; Dimensi pematang yang ideal (dibuat dari tanah) untuk tambak
udang adalah lebar atas antara 2,5 – 3,5 m, lebar bawah antara 7,0 – 9,0
m dan tinggi antara 1,5 – 2,0 m, kemiringan/slope 45 – 60 derajat
Pengelolaan Tambak
Pengelolaan
tambak meliputi : pengeringan, pembalikan tanah, pengapuran dan
pemasukan air. Pengeringan dasar tambak dapat dilakukan selama 7-10 hari
sampai tanah dasar tambak retak-retak, kemudian dilakukan pembalikan
tanah. Jika pH tanah kurang dari 6,5, maka perlu dilakukan pengapuran
dengan dosis
Pemeliharaan Udang
Penyiapan Media Air Tahapan pada proses penyiapan media air adalah:
Sterilisasi media air : dengan aplikasi kaporit 30 ppm dan saponin 10-12 ppm
Pengisian air : dilakukan hingga ketinggian mencapai 0,8-1,0 m
Pemupukan awal : pupuk organik 300-500 kg/ha
Adaptasi media air : tingkat kecerahan air awal berkisar 40-45 cm.
Pemilihan dan Penebaran Benih Ciri-ciri benur yang sehat :
Ukuran seragam
Gerakan lincah dan menantang arus
Respon terhadap gerakan
Putih transparan, kaki bersih, isi usus tidak putus, adaptif terhadap perubahan salinitas dan bebas virus
Padat
penebaran yang optimal pada pembesaran udang vaname dengan teknologi
semi intensif adalah 15 – 40 ekor per meter persegi atau 150.000 –
400.000 ekor/ha.
Masa Pemeliharaan Tahapan yang dilakukan dalam pemeliharaan adalah :
Pengaturan dan pemberian pakan
Manajemen plankton
Pengelolaan air
Pengamatan kondisi dan pertumbuhan udang. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
Kesehatan dan kondisi udang
Pertambahan berat harian
Tingkat kelangsungan hidup, serta
Biomass
Ada beberapa parameter yang selalu dijaga dan dikontrol dalam pelaksanaan pembesaran, diantaranya adalah :
Salinitas
Pada
umumnya budidaya udang vannamei, air yang digunakan dalam tambak adalah
air payau, yaitu campuran air laut dan air tawar pada perbandingan
tertentu. Tetapi pada lokasi praktek kerja lapang ini hanya mengandalkan
air payau dengan salinitas dalam pemebesaran udang vannamei berkisar
antara 20 – 25 ppt.
Oksigen
Oksigen pada air,
yang sering disebut dissolved oksigen adalah oksigen terlarut dalam air
yang sangat dibutuhkan biota perairan. Kuantitas DO dijaga dengan
pemberian kincir dengan jumlah mengikuti jumlah tebaran benur yang
ditebar. Hal ini dilakukan karena, akan menentukan seberapa besar jumlah
kebutuhan oksigen terlarut. Parameter ini dijaga hingga diatas 4 ppm,
karena pada kondisi dibawah angka itu, udang sudah tidah dapat lagi
bertoleransi yang bisa mengakibatkan kematian.
Menurut Tebbut
(1992) dalam Effendi (2006) menjelaskan bahwa, kadar oksigen terlarut
yang tinggi tidak menimbulkan pengaruh fisiologis bagi manusia. Ikan dan
organisme akuatik lain membutuhkan oksigen terlarut dalam jumlah cukup.
Kebutuhan oksigen sangat dipengaruhi oleh suhu, dan bervariasi antar
organisme.
pH air
Pada pembesaran udang vannamei,
parameter pH dilakukan pengecekan setiap hari di pagi hari dan sore
hari dengan menggunakan pH meter. Karena menurut Effendi (2006),
sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai
pH sekitar 7-8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi
perairan, misal proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah.
Pengelolaan Kesehatan Udang
Pengamatan
dan monitoring kesehatan udang di tambak dilakukan melalui pengamatan
secara visual terhadap nafsu makan, pertumbuhan, kelengkapan organ dan
jaringan tubuh.
Ciri-ciri udang yang kurang sehat adalah :
Terdapat bakteri Zoothammium sp pada insang dan tubuh
Karapas (kepala) dan kulit abdomen (badan) berlumut
Ekor gerepes, insang kotor, antena putus
Daging udang keropos, warna tubuh dan ekor kemerahan.
Pengamatan Rutin. Dilakukan untuk melihat populasi dan kesehatan setiap saat, Ciri-ciri udang sehat adalah :
Gerakan aktif, berenang normal dan melompat bila anco di angkat
Respon positif terhadap arus, cahaya, bayangan dan sentuhan
Tubuh bersih, licin, berwarna cerah, belang putih yang jelas
Tubuh tidak keropos, anggota tubuh lengkap
Kotoran tidak mengapung
Ujung ekor tidak geripis
Ekor dan kaki jalan tidak menguncup
Insang jernih atau putih serta bersih
Kondisi usus penuh, tidak terputus-putus Pencegahan Penyakit
Air pemeliharaan diusahakan bebas kontaminasi virus dengan kaporit atau pengendapan dan filtrasi dengan biofilter
Pemeliharaan fitoplankton sebagai penyerap racun melalui aplikasi pupuk urea
Pengamatan secara rutin terhadap pH, suhu, salinitas dan kecerahan air
Lakukan disiplin kaidah, aturan dan prinsip utama budidaya udang yang berwawasan lingkungan
Pemberian Pakan
Menurut
Soeseno (1993), untuk benur dipakai pakan berbentuk crumble halus yang
butirannya rata-rata 0,5 mm. Sesudah umur 2 bulan, makanan diganti
dengan yang berbentuk crumble kasar yang butirannya rata-rata sebesar 2
mm. seudah 3 bulan, pakan diganti lagi dengan yang berbentuk pellet
seperti potongan obat nyamuk bergaris tengah 3 mm sependek 2 cm itu.
Sesudah berumur 3,5 bulan pelletnya lebih kasar, bergaris tengah 1 cm
dengan panjang potongan 5 cm.
Pakan udang ada dua macam, yaitu
pakan alami yang terdiri dari plankton, siput-siput kecil, cacing kecil,
anak serangga dan detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk).
Pakan yang lain adalah pakan buatan berupa pelet. Pada budidaya yang
semi intensif apalagi intensif, pakan buatan sangat diperlukan. Karena
dengan padat penebaran yang tinggi, pakan alami yang ada tidak akan
cukup yang mengakibatkan pertumbuhan udang terhambat dan akan timbul
sifat kanibalisme udang.
Panen
Udang dipanen
disebabkan karena tercapainya bobot panen (panen normal) dan karena
terserang penyakit (panen emergency). Panen normal biasanya dilakukan
pada umur kurang lebih 120 hari, dengan size normal rata-rata 40 – 50.
Sedang panen emergency dilakukan jika udang terserang penyakit yang
ganas dalam skala luas (misalnya SEMBV/bintik putih). Karena jika tidak
segera dipanen, udang akan habis/mati.
Udang yang
dipanen dengan syarat mutu yang baik adalah yang berukuran besar, kulit
keras, bersih, licin, bersinar, alat tubuh lengkap, masih hidup dan
segar. Penangkapan udang pada saat panen dapat dilakukan dengan jala
tebar atau jala tarik dan diambil dengan tangan. Saat panen yang baik
yaitu malam atau dini hari, agar udang tidak terkena panas sinar
matahari sehingga udang yang sudah mati tidak cepat menjadi merah/rusak.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Proses
pembudidayaan udang vannamei dengan cara melakukan pemiliha tambak dan
menentukan kontruksinya, melakukan pengapuran, pemasukan air, kontol
salinitas, penaburan benih, pemeliharaan benih, penghin daraan benih
dari penyakit pemberian pakan dan yang terakhir panen hasil usaha
tersebut.
Saran
Pada saat fieltdtrip kedepannya
sebaiknya disiapkan kuisioner agar mahasiswa dapat mendapatkan ilmu
sesuai dengan modul yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
PT. Esaputli Prakarsa Utama 2016. Pembenihan ikan bandeng dan udang vannamei. Barru
http://www.produknaturalnusantara.com/panduan-teknis-budidaya-perikanan/panduan-cara-budidaya-udang/.
Di akses pada 10 November 2016
http://rochmaputri.blogspot.co.id/. Di akses pada 10 November 2016
http://andiarbeta.blogspot.co.id/2012/09/cara-benar-budidaya-udang-vaname.html. Di akses pada 10 November 2016
http://liansyah-a-ns.blogspot.co.id/2015/11/budidaya-udang-vannamei-litopenaeus.html. Di akses pada 10 November 2016
-Marahnya orang sabar
"mungkin dia terlihat tenang, tapi di dalam pikirannya dia sudah mebunuh mu berkali-kali!"
-Murkanya orang yang suka bercanda
"saat orang yang selalu bercanda murka? kau akan merasa lebih takut melebihi ketika kau melihat beruang besar di hadapan mu!"
-Kecewanya orang setia
"jika kau telah mengecewakan orang yang setia dengan mu, jangan berharap dia akan menghargai mu untuk yang ke dua kalinya!"Cari Blog Ini
Postingan Terbaru
Formulir Kontak
Mengenai Saya
- Ciro-ciroe kec. Watang pulu kab. Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan , Indonesia
- Penulis merupakan anak pertama dari pasangan suami istri Nasruddin Sennang dengan Faridah Podding, ia dilahirkan pada tanggal 28 juli 1997 dengan selamat di salah satu pedesaan tepatnya desa ciro ciroe kec. Watang pulu kab. Sidenreng Rappang. Ia memulai perjalanan pendidikannya pada tahun 2003 di salah satu Taman Kanak kanak Aisyah II Rappang , pada tahun 2004 ia melanjutkan pendidikan dasarnya di SDN 03 Carawali tepatnya di kampung halamannya sendiri, kamudian ia beranjak meninggalkan kota halamannya demi untuk mengenyam dunia pendidikan yang cukup jauh yaitu di kabupaten Enrekang tepatnya di Pondok Pesantren Modern Rahmatul Asri pada tahun 2009 dan ia menyelesaikan hingga tamat SMA pada tahun 2015, kemudian ia melanjutkan Ke salah satu perguruan tinggi di kabupaten pangkep yaitu Politeknik Pertanian Negeri Pangkep dan mengambil jurusan Agribisnis Perikanan.