LAPORAN
FIELDTRIP
PROSES
PRODUKSI GURITA BEKU (FROZEN OCTOPUS)
DI
PT. USAHA CENTRAL JAYA SAKTI
MAKASSAR,
SULAWESI SELATAN
DOSEN : WIWIEK
HIDAYATI, SE., M.Si
DI SUSUN OLEH :
ANDIS NUGRAHA. N
1522 050 226
PROGRAM
STUDY AGRIBISNIS PERIKANAN
POLITEKNIK
PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT berkat rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
ini dengan judul Proses Produksi Gurita Beku (Frozen Octopus). Shalawat
serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepda Habibullah Muhammad SAW.
Penulis menyadari banyak sekali kekurangan
dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan
saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa mendatang. Akhirnya, segala
kesalahan dan kekurangan adalah tanggung jawab penulis, namun apabila terdapat
kebenaran, semuanya karena petunjuk, tuntunan dan Ridho Allah sang pencipta.
Segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya di bidang perikanan.
Pangkep, April 2016
Andis
Nugraha. N
|
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1.
Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah................................................................ 2
1.3. Tujuan dan Manfaat.............................................................. 2
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3
2.1. PT.
Usaha Central Jaya Sakti............................................... 3
2.2.
Deskripsi Gurita.................................................................... 4
2.3.
Manfaat Gurita...................................................................... 5
2.4. Pengertian
Pembekuan......................................................... 6
2.5. Prinsip
Pembekuan............................................................... 6
2.6. Teknik
Pembekuan............................................................... 7
BAB
III METEDOLOGI.......................................................................... 9
3.1.
Waktu Dan Tempat............................................................. 9
3.2. Alat dan Bahan ................................................................... 9
3.3. Metode Pelaksanaan............................................................ 9
3.4. Jenis Data............................................................................ 9
3.5. Sumber Data........................................................................ 10
VI
PEMBAHASAN.................................................................................. 11
4.1.
Pengertian Proses Produksi................................................ 11
4.2.
Proses Produksi PT. Usaha Central Jaya
Sakti.................. 11
4.2.1. Penerimaan
Bahan Baku.......................................... 11
4.2.2. Pencucian................................................................. 12
4.2.3. Penimbangan
I......................................................... 12
4.2.4. Sortasi...................................................................... 12
4.2.5. Penimbangan
II........................................................ 12
4.2.6. Penyusunan
Diatas Pan............................................ 13
4.2.7. Pembekuan............................................................... 13
4.2.8. Packing
and Labeling............................................... 13
4.2.9. Penyimpanan............................................................ 14
4.2.10. Pengiriman
(Ekspor)................................................ 14
BAB
V PENUTUP..................................................................................... 15
5.1.
Kesimpulan ....................................................................... 15
5.2. Saran.................................................................................. 15
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................. 16
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perikanan
di Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting baik dari segi ekonomi,
sosial, budaya, dan wawasan nusantara. Perikanan merupakan sumber pendapatan
bagi berjuta-juta nelayan, petani ikan, pengolah ikan, dan pedagang ikan.
Setiap tahun perikanan juga menyumbang dolar-dolar Amerika dalam bentuk devisa
serta membuka peluang-peluang kerja dalam memberikan sumbangsih mereka dalam
pembangunan nasional.
Ikan
memiliki kandungan protein yang tinggi. Bagi masyarakat maju, makanan tidak
hanya sekedar memberi rasa kenyang dan nikmat saja tetapi harus mempunyai
kadungan gizi yang tinggi, keamanan produk, dan jaminan mutu yang baik.
Gurita
merupakan satu komoditi perikanan yang mudah sekali mengalami kemunduran mutu.
Dalam waktu yang sangat singkat gurita akan menjadi busuk. Mengingat kondisi
yang demikian maka harus dilakukan upaya penanganan yang tepat agar tidak
mengalami kemunduran mutu (Wikipedia, 2010)
Berbagai
cara pengawetan ikan telah banyak dilakukan, tetapi sebagian di antaranya tidak
mampu mempertahankan sifat-sifat ikan yang alami. Salah satu cara mengawetkan
ikan yang tidak merubah sifat alami ikan adalah pendinginan dan pembekuan
(Murniyati dan Sunarman, 2000).
PT. USAHA
CENTRAL JAYA SAKTI (UCS) adalah salah satu perusahaan atau industri penanganan
hasil perikanan. Perusahaan ini melakukan penanganan pada produk perikanan
salah satunya ialah gurita ( Octopus. sp), perusahaan ini berada di Jl. Kima 5 Kav. E No. 3A, Makassar, Sulawesi Selatan.
1.2.Rumusan
Masalah
Mengetahui bagaimana proses produksi gurita beku sehingga menjadi suatu
produk yang siap untuk dijual atau di ekspor
1.3.Tujuan
dan Manfaat
Kegiatan Fieldtrip ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses produksi
gurita beku atau penanganan pada gurita sehingga menghasilkan produk yang siap
untuk diekspor.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.PT. Usaha Central Jaya Sakti
PT. Usaha
Central Jaya Sakti atau yang sering dikenal dengan senbutan UCS, perusahaan ini
awalnya merupakan salah satu perusahaan atau keluarga yang didirikan oleh ibu
Marry pada tahun 2008 silam dan salah satu staff manajernya sekarang ialah
Yusri. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada
penanganan hasil perikanan sehingga menjadi suatu produk yang siap diekspor.
PT. Usaha
Central Jaya Sakti ini menangani 15 produk perikanan yang di antaranya ialah :Skip Jack ,Albacore, Frozen Octopus, fish palagis, Fresh Domersal, Cumi-cumi,
Sotong, Rumput Laut, Slipper Lobster, dan Ikan Terbang dll. Semua produk yang
diproduksinya sudah mendapat sertifikat HACCP (Hazard Analysis Critical
Control Point) dengan melakukan pengujian produk tersebut Balai Besar
Karantina Ikan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan (BBKIPM) yang mengeluarkan
sertifikat mutu perikanan, SNI (Standar Nasional Indonesia, Referensi
dari Kompoten Otoriti, dan Persyaratan dari negara tujuan (buyer)
Perusahaan ini
melakukan produksi sesuia dengan permintaan buyer atau negara tujuannya,
dimana perushaan tersebut melakukan produksi ketika mendapat pesanan dari
konsumen. Adapun standar mutu yang digunakan ialah sesuai yang jelasnya
kategori produk yang baik yang mengambil standar dari permintaan atau pesanan
konsumen atau buyer itu sendiri.
Produk hasil
yang di produksi ini di kirim di berbagai negara di dunia diantaranya Korea,
Cina, Vietnam, Filiphina, Kanada, Malaysia, Saudi Arabia, Irak, Singapur dan masih
banyak lagi negara yang ada di dunia yang menjalin kerja sama dalam hal ini
sebagai konsumen atau buyer pada perusahaan ini, namun di balik
suksessnya dalam melakukan ekspor produk perikanan tersebut ada dua negara yang
belum bisa ditembusnya ialah Russia dan Eropa di karenakan Perusahaan ini masih
menduduki posisi Great B dan negara tersebut menerima produk yang menduduki
Great A dan persyaratan untuk mendapat great tersebut ialah harus mendapat
sertifikat pengujian laboraturium yang terakreditasi dikarenakan walapun
mendapat sertifikat pengujian laboraturium namun laboraturium yang di tempati
belum terkareditasi maka produk tersebut tidak akan diterima.
Strategi yang
digunakan PT. Usaha Central Jaya Sakti dalam mencari konsumen atau pangsa
pasarnya ialah dengan menggunakan media internet dan mengikuti pameran yang
dilaksanakan di negara lain.
2.2.Deskripsi
Gurita (Octopus sp.)
Gurita adalah hewaan muluska dari kelas Cephalopoda (kaki hewan terletak di
kepala), ordo octopoda dengan terumbu karang di Samudera
sebagai Habitat utama. Gurita terdiri dari 289 spesies yang
mencakup sepertiga dari total spesies kelas Cephalopoda. Gurita dalam bahas inggris disebut Octopus yang sering hanya mengacu pada hewan dari genus Octopus. Gurita merupakan makanan laut bagi penduduk di negara-negara Mediterania, Meksiko, dan bahan utama berbagai makanan jepang, seperti sushi tempura, Takoyaki dan Akashiyaki.
Secara
lengkap urut-urutan klasifikasi dari Gurita (Octopus sp.)
adalah sebagai berikut :
Filum
: Molusca
Kelas
: Cephalopoda
Anak kelas : Coleoidea
Bangsa
: Octopoda
Anak bangsa : Incirrata
Suku
: Octopodidae
Anak suku :
Octopodinae
Marga
: Octopus
Jenis
: Octopus sp.
2.3.Manfaat Gurita
Menurut
Fitday (2010), Gurita adalah sumber kalori rendah dengan bentuk ramping. Ada sekitar 140 kalori per 3 ons (85 g) Gurita, dengan kandungan lemak hanya 1.8 g. Gurita merupakan sumber zat
besi yang sangat
baik untuk mengatasi kelemahan, kelelahan dan
anemia.
Gurita juga merupakan sumber kalsium, fosfor, kalium dan
selenium jugamenyediakan vitamin yang penting termasuk vitamin C, vitamin A dan beberapa vitamin B, serta beberapa
omega-3 asam lemak. Omega-3 adalah nutrisi penting yang dapat menurunkan
kemungkinan penyakit jantung, serta kanker dan depresi juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu perkembangan otak
pada anak-anak.
Gurita juga mengandung taurin, yang merupakan asam organik yang bertindak
sebagai antioksidan dan dapat melindungi terhadap beberapa efek
stres. Taurin juga membantu mencegah penyakit jantung, walaupun belum dilakukan penelitian lebih lanjut. Beberapa
studi dikaitkan juga dengan kadar gula darah
meningkat, namun hal ini juga memerlukan penelitian lebih lanjut.
2.4.Pengertian Pembekuan
Pembekuan
merupakan proses pengolahan, yaitu suhu produk atau bahan pangan diturunkan
dibawah titik beku, dan sejumlah air berubah bentuk menjadi kristal es
(Estiasih dan Ahmadi, 2009).
Menurut
Effendi (2009) dengan membekunya sebagian kandungan air bahan atau dengan
terbentuknya es sehingga ketersediaan air menurun, maka kegiatan enzim dan
jasad renik dapat dihambat atau dihentikan sehingga dapat mempertahankan mutu
bahan pangan.
2.5.Prinsip Pembekuan
Pembekuan
ikan menggunakan suhu yang lebih rendah, yaitu jauh dibawah titik beku ikan.
Pembekuan hampir mengubah seluruh kandungan air pada ikan menjadi es, tetapi
pada waktu ikan beku dilelehkan, keadaan ikan harus kembali seperti sedia kala.
Keadaan beku menghambat aktifitas bakteri dan enzim sehingga daya awet ikan
beku lebih besar dibandingkan dengan ikan yang hanya
didinginkan (Adawyah, 2007).
Pada suhu -12oC, kegiatan bakteri telah
dapat dihentikan, tetapi proses kimia enzimatis masih terus berjalan. Kematian
bakteri akibat pembekuan karena:
1. Sebagian besar
air di dalam tubuh ikan, baik air bebas maupun air terikat telah berubah menjadi es sehingga bakteri kesulitan menyerap makanan dalam bentuk
larutan.
2. Cairan di dalam
sel bakteri akan ikut membeku dan volumenya betambah sehingga dinding sel pecah
dan menyebabkan kematian bakteri.
3. Suhu yang
sangat rendah menyebabkan bakteri yang tidak tahan terhadap suhu rendah
akan mati.
Pada dasarnya pembekuan sama dengan pendinginan yang
dimaksudkan untuk mengawetkan sifat – sifat alami produk yang dibekukan.
Pembekuan mengubah hampir seluruh kandungan air pada produk yang dibekukan
menjadi es. Keadaan beku menyebabkan bakteri dan enzim terhambat kegiatannya,
sehingga daya awet produk yang dibekukan lebih besar dibandingkan dengan produk
yang hanya didinginkan (Murniyati dan Sunarman, 2000).
2.6.Teknik Pembekuan
Terdapat beberapa
teknik pembekuan yang dikenal dimasyarakat menurut Bambang Agus Murtidjo
(2003), yaitu :
1. Sharp freezer
Sharp frezer merupakan teknik pembekuan yang tergolong sangat lambat. Pembekuan
dengan Sharp freezer dilakukan dengan meletakkan produk
perikanan pada rak-rak yang terdiri atas pipa-pipa pendingin. Bahan pendingin yang
digunakan adalah ammonia, freon 12, atau kadang-kadang udara dingin yang
dialirkan melalui pipa-pipa pendingin tersebut.
Pembekuan sharp
freezer terbatas untuk produk perikanan yang sudah dikemas. Kecepatan
pembekuan berjalan lambat dan ditentukan oleh temperatur pipa-pipa pendingin.
Temperatur yang dianjurkan adalah minus 30oC - 45oC.
Produk perikanan yang dibekukan sebaiknya tidak ditumpuk, tetapi cukup disusun
selapis-selapis. Pembekuan dengan cara ini dapat mencegah terjadinya
penggembungan produk.
2. Air Blast freezer
Air Blast
freezer adalah sebuah lorong dengan udara dingin
yang disirkulasikan ke sekitar produk yang akan dibekukan dengan bantuan kipas
angin setelah udara tersebut melewati evaporator. Air Blast Freezer digunakan
untuk membekukan produk perikanan yang sudah dikemas dan diletakkan dalam
pan-pan tertutup.
Pembekuan produk
perikanan dengan air blast freezer tergantung pada
kecepatannya, makin cepat makin cepat dingin. Kelemahan pembekuan dengan air
blast freezer adalah terjadinya proses pengeringan pada produk
perikanan yang tidak dikemas. Namun, pembekuan dengan air blast freezer
juga mengandung kelebihan, yakni dapat digunakan untuk produk perikanan
segala ukuran dan jenis secara bersamaan.
3. Plate freezer
Plate freezer sangat cocok untuk membekukan produk perikanan yang dikemas dalam
kotak-kotak persegi dengan berat 2 – 4 kg. Produk perikanan yang sering
dibekukan dengan freezer jenis ini adalah udang, fillet, fish
stick,fish block. Pada pembekuan ini, produk perikanan yang
dibekukan dijepit di antara dua plat yang dialiri bahan pendingin.
BAB III
METODOLOGI
3.1.Waktu dan
Tempat
Penulisan laporan ini berdasarkan fieldtrip mahasiswa yang
dilaksanakan pada tanggal 18 April 2017, di PT Usaha Central Jaya Sakti (UCS)
Jl. Kima 5 Kav. E No. 3A, Makassar, Sulawesi Selatan.
3.2.Alat dan Bahan
1. Pulpen
2. Buku
3. Kertas HVS
4. Hp
3.3.Metode Pelaksanaan
1. Tinjauan Kepustakaan
Penelitian yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan, membaca dan mempelajari literatur dan catatan yang berhubungan
dengan penangan dan pembekuan gurita sebagai teori dalam penyusunan laporan ini
2. Penelitian Lapangan
Metode observasi yaitu metode yang dilakukan
dengan turun langsung kelapangan untuk memperoleh sejumlah data-data yang
berhubungan dengan pembahasan ini yang bersumber dari perusahaan.
3.4.Jenis Data
1. Data Kualitatif
Data yang berupa penjelasan dari pihak perusahaan yang
bersangkutan.
2. Data Kuantitatif
Data yang berupa angka atau bilangan yang diperoleh secara
langsunng dari perusahaan sesuia dengan bentuknya yang nantinya akan diolah
atau dianalisis dengan menggunakan perhitungan matematika dan statistik.
3.5.Sumber Data
1.
Data
Primer
Data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung ke perusahaan.
Data ini diperoleh melalui wawancara terhadap petugas perusahaan yang
jawabannya nantinya diolah kedalam laporan ini.
2.
Data
Sekunder
Data yang diperoleh dari literatur atau internet sebagai pelengkap
data primer.
BAB IV
PEMBAHASAN
3.
4.
4.1.Pengertian
Proses Produksi
Proses
Produksi merupakan suatu kegiatan atau langkah yang digunkanan dalam mengolah
bahan baku baku hingga menjadi sebuah produk barang jadi atau setengah jadi
yang mempunyai nilai ekonomis.
4.2.Proses
Produksi Gurita Beku Pada PT. Usaha Central Jaya Sakti
4.2.1.
Penerimaan Bahan Baku
Untuk mengadakan bahan baku perusahaan
ini menerima bahan baku yang berupa gurita dari suplier atau pemasok yang biota
perikanannya bersumber dari perairan sulawesi sendiri dan bahan baku itu di
angkut dengan menggunakan mobil truck dan mobil pick up untuk sampai ke
perusahaan dan menggunakan Fish Box (Kotak Ikan). Dalam penerimaan bahan
baku ini harus dilakukan dengan cermat dan cepat dikarenakan bahan baku yang
diterima harus sesuai dengan permintaan Buyer tersebut yang pastinya merupakan
produk segar
Dalam penerimaan bahan baku tidak
selamanya bahan bakunya segar oleh karena itu dibutuhkan ketelitian dalam
menerima bahan baku tersebut. Adapun ciri-ciri yang membedakan antara gurita
segar dan tidak segar ialah :
1. Gurita Segar
·
Gurita
masih memiliki organ tubuh yang lengkap
·
Bau masih
segar
·
Lendir
masih banyak pada Gurita dan timbul busa
2. Gurita Tidak Segar
·
Organ
tubuh pada Gurita sudah tidak lengkap lagi
·
Bau
amoniak
·
Lendir
sudah mulai berkurang
Bahan
baku yang datang berdasarkan permintaan buyer lalu pihak pabrik hanya memproses
gurita tersebut menjadi bentuk beku (frozzen). Bahan baku yang
datang masih dalam keadaan segar karena di dalam fishbox diberi es dan setelah
gurita datang langsung dilakukan pembongkaran dengan hati-hati agar gurita
tidak rusak.
4.2.2.
Pencucian
Setelah
melalui proses penerimaan bahan baku tersebut gurita yang telah diterima
dilakukan pencucian yang dilakukan di dalam ruangan proses gunanya agar
terhindar dari kotoran dan bakteri sehingga original gurita tersebut tetap
terjaga.
4.2.3.
Penimbangan I
Setelah
penerimaan bahan baku tersebut dan bahan baku sudah melalui proses pencucian
langkah selanjutnya ialah melakukan penimbangan pertama yang dilakukan oleh
karyawan harian menggunakan Basket (keranjang) dan menggunakan timbangan untuk
mengetahui berat total gurita pada saat penerimaan bahan baku tersebut.
4.2.4.
Sortasi
Setelah bahan
baku malalui proses penimbangan selanjutnya bahan baku berupa Gurita di
sortir menurut sizenya didalam ruangan proses dan diatas meja proses. Tujuan penyortiran adalah
memperoleh Gurita dalam bentuk atau kualitas yang baik dan ukuran yang seragam
4.2.5.
Penimbangan II
Setelah dilakukan penyortiran pada bahan
baku tersebut maka langkah selanjutnya ialah melakukan penimbangan kedua yang
hampir sama dengan penimbangan pertama yang dilakukan diatas keranjang dengan
menggunakan timbangan digital dengan tujuan untuk mengetahui berat gurita yang
telah disortir sesuai dengan ukurannya dan untuk mempermudah pengemasan dan
perhitungan produk akhir
4.2.6.
Penyusunan Diatas Pan
Setelah dilakukan penimbangan II
selanjutnya dilakukan penyusunan. Proses ini dilakukan di ruang proses dengan
menyusunnya di pan sebelum gurita tersebut dimasukkan kedalam ruangan pembekuan
(Air Blast Freezer). Tetapi sebelum di tata dalam pan Gurita untuk semua
ukuran di masukkan kedalam Plastik(Polyback). Perlakuan ini
bertujuan agar produk mudah dilepas dari pan saat proses pengemasan dan produk
tidak mudah tercecer
4.2.7.
Pembekuan
Setelah
dilakukan penyusunan selanjutnya yaitu proses pembekuan. Gurita yang sudah
disusun diatas pan selanjutnya dibawa menggunakan trolly ke dalam ruang
pembekuan yaitu ABF (Air Blast Freezer). Menurut Moeljanto, (1992) Air Blast freezer merupakan sebuah ruangan atau
kamar atau terowongan (tunnel). Udara dingin di dalamnya disirkulasikan
ke sekitar produk yang dibekukan dengan bantuan pan. Salah satu kelemahan cara
pembekuan ini adalah terjadinya proses pengeringan produk, apalagi bila tidak
dibungkus (dikemas) seperti halnya ikan utuh, dan kecepatan udara cukup besar.
Untuk itu pengawasannya harus baik, termasuk pencegahan penggembungan kemasan –
kemasan tersebut.
PT. Usaha
Central Jaya Sakti menggunakan metode pembekuan ABF (Air Blast Frezeer) Namun
dalam proses pembekuannya menggunakan mesin pembeku yang sama yaitu mesin ABF ( Air Blast Frezeer )dengan suhu 35 – 40 oC dengan waktu
pembekuan sekitar 8 – 12 jam hingga produk tersebut membeku dan siap untuk
dipoindahkan keruangan penyimpanan (Cold Storage).
4.2.8.
Packing dan Labeling
Langkah selanjutnya sebelum produk
tersebut di simpan dalam ruangan Cold Storage ialah Packing dan Labeling yang
dilakukan diruangan Packing. Langkah ini dilakukan setelah produk tersebut
dibekukan kemudia dikeluarkan dari ruangan ABF dan tetap harus menjaga suhu
ruangan. Produk tersebut dikeluarkan dari pan dengan cari dibalik kemudian di
bilas dengan air es secukupnya untuk tetap menjaga suhu produk tersenbut dan
setelah itu dimasukkan kedalam plastik besar dan kedalam karton kemudian di
lakukan labeling sesuai dengan ketentuan yang berlaku didalam perusahaan
tersebut.
4.2.9.
Penyimpanan
Langkah
terakhir sebelum dilakukan pengiriman sesuai dengan waktunya ialah melakukan
penyimpanan. Jadi untuk menunggu waktu pemberangkatan atau menunggu pesanan
buyer mencukupi, produk produk yang sudah diproses dalam proses pembekuan di
masukkan kedalam ruangan penyimpanan. Ruagan ini disebut Cold Storage guna
untuk tetap mejaga mutu produk tersebut sebelum dilakukan pengiriman kepada
Buyer
4.2.10.
Pengiriman (EKSPOR)
Langkah
ini merupakan langkah terakhir yaitu melakukan pengiriman kepada buyer. Namun
didalam langkah pengiriman ini tidak dikirim begitu saja namun ada hal-hal yang
mesti diperhatikan demi untuk menjaga kualitas dari produk hingga sampai
ketanga konsumen. Adupun langkah yang harus diperhatikan ialah :
1. Pengecekan Terhadap produk yang sesuai
dengan label yang diberikan
2. Pembersihan terhadap mobil angkut
(Kontainer)
3. Sebelum produk dimasukkan kedalam mobil
tersebut, terlebih dahulu suhu ruangan mobil tersebut itu harus terjaga sehingga
suhunya harus dicas sesuai dengan standar ketika suhu mobil tersebut sudah
mencapai standar barulah produk tersebut dimasukkan dan dikirim kenegara tujuan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Proses produksi Gurita beku (Frozen
Octopus) ialah suatu proses penanganan bahan baku hingga menjadi produk
stengah jadi gunanya untuk menurunkan kadar air yang terkadung pada gurita
tersebut dan yang tak kalah pentingnya ialah menjaga mutu dari gurita tersebut
dikarenakan salah satu sifat produk perikanan ialah cepat membusuk. Adapun
langkah yang digunakan dalam melakukan proses pembekuan terhadap gurita ialah :
1.
Penerimaan
Bahan Baku
2.
Pencucian
3.
Penimbangan
I
4.
Sortasi
5.
Penimbangan
II
6.
Penyusunan
diatas Pan
7.
Pembekuan
8.
Packing
and Labeling
9.
Penyimpanan
10.
Pengiriman
(Ekspor)
5.2 Saran
Pada saat fieltdtrip kedepannya sebaiknya disiapkan kuisioner agar
mahasiswa dapat mendapatkan ilmu sesuai dengan modul yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
PT. Usaha Central Jaya Sakti 2017. Skip Jack ,Albacore, Frozen
Octopus,
fish palagis,
Fresh Domersal, Cumi-cumi, Sotong, Rumput Laut, Slipper Lobster, dan Ikan
Terbang.
Makassar
http://curahan-sandinana.blogspot.co.id/2011/09/laporan-pembekuan-gurita-whole-baby.html. Di
akses pada 20 April 2017
http://vranorlando.blogspot.co.id/2016/06/laporan-magang-teknik-pembekuan-cumi.html. Di akses pada 20 April 2017
Cari Blog Ini
Postingan Terbaru
Formulir Kontak
Mengenai Saya
- Ciro-ciroe kec. Watang pulu kab. Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan , Indonesia
- Penulis merupakan anak pertama dari pasangan suami istri Nasruddin Sennang dengan Faridah Podding, ia dilahirkan pada tanggal 28 juli 1997 dengan selamat di salah satu pedesaan tepatnya desa ciro ciroe kec. Watang pulu kab. Sidenreng Rappang. Ia memulai perjalanan pendidikannya pada tahun 2003 di salah satu Taman Kanak kanak Aisyah II Rappang , pada tahun 2004 ia melanjutkan pendidikan dasarnya di SDN 03 Carawali tepatnya di kampung halamannya sendiri, kamudian ia beranjak meninggalkan kota halamannya demi untuk mengenyam dunia pendidikan yang cukup jauh yaitu di kabupaten Enrekang tepatnya di Pondok Pesantren Modern Rahmatul Asri pada tahun 2009 dan ia menyelesaikan hingga tamat SMA pada tahun 2015, kemudian ia melanjutkan Ke salah satu perguruan tinggi di kabupaten pangkep yaitu Politeknik Pertanian Negeri Pangkep dan mengambil jurusan Agribisnis Perikanan.