LAPORAN FIELDTRIP

PROSES PRODUKSI GURITA BEKU (FROZEN OCTOPUS)

DI PT. USAHA CENTRAL JAYA SAKTI

MAKASSAR, SULAWESI SELATAN

DOSEN : WIWIEK HIDAYATI, SE., M.Si












DI SUSUN OLEH :

ANDIS NUGRAHA. N

1522 050 226


PROGRAM STUDY AGRIBISNIS PERIKANAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
2017





KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan ini dengan judul Proses Produksi Gurita Beku (Frozen Octopus). Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepda Habibullah Muhammad SAW.
Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa mendatang. Akhirnya, segala kesalahan dan kekurangan adalah tanggung jawab penulis, namun apabila terdapat kebenaran, semuanya karena petunjuk, tuntunan dan Ridho Allah sang pencipta. Segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya di bidang perikanan.


Pangkep, April 2016

Andis Nugraha. N
 








DAFTAR ISI
                                                                                                                     Halaman
KATA PENGANTAR ...............................................................................          ii  
DAFTAR ISI .............................................................................................          iii 
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................          1
1.1.  Latar Belakang .....................................................................          1  
1.2.  Rumusan Masalah................................................................          2
1.3.  Tujuan dan Manfaat..............................................................          2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................          3  
 2.1.  PT. Usaha Central Jaya Sakti...............................................          3  
2.2.  Deskripsi Gurita....................................................................          4
2.3.  Manfaat Gurita......................................................................          5
2.4.  Pengertian Pembekuan.........................................................          6
2.5.  Prinsip Pembekuan...............................................................          6
2.6.  Teknik Pembekuan...............................................................          7
BAB III METEDOLOGI..........................................................................          9  
3.1.  Waktu Dan Tempat.............................................................          9
3.2.  Alat dan Bahan ...................................................................         9
3.3.  Metode Pelaksanaan............................................................         9
3.4.  Jenis Data............................................................................         9
3.5.  Sumber Data........................................................................        10
VI  PEMBAHASAN..................................................................................         11
4.1.  Pengertian Proses Produksi................................................         11
4.2.  Proses Produksi PT. Usaha Central Jaya Sakti..................          11
4.2.1.      Penerimaan Bahan Baku..........................................         11
4.2.2.      Pencucian.................................................................         12
4.2.3.      Penimbangan I.........................................................          12
4.2.4.      Sortasi......................................................................          12
4.2.5.      Penimbangan II........................................................          12
4.2.6.      Penyusunan Diatas Pan............................................          13
4.2.7.      Pembekuan...............................................................          13
4.2.8.      Packing and Labeling...............................................          13
4.2.9.      Penyimpanan............................................................          14
4.2.10.  Pengiriman (Ekspor)................................................          14
BAB V PENUTUP.....................................................................................          15
5.1.  Kesimpulan .......................................................................          15
5.2.  Saran..................................................................................          15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................          16

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perikanan di Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting baik dari segi ekonomi, sosial, budaya, dan wawasan nusantara. Perikanan merupakan sumber pendapatan bagi berjuta-juta nelayan, petani ikan, pengolah ikan, dan pedagang ikan. Setiap tahun perikanan juga menyumbang dolar-dolar Amerika dalam bentuk devisa serta membuka peluang-peluang kerja dalam memberikan sumbangsih mereka dalam pembangunan nasional.
Ikan memiliki kandungan protein yang tinggi. Bagi masyarakat maju, makanan tidak hanya sekedar memberi rasa kenyang dan nikmat saja tetapi harus mempunyai kadungan gizi yang tinggi, keamanan produk, dan jaminan mutu yang baik.
Gurita merupakan satu komoditi perikanan yang mudah sekali mengalami kemunduran mutu. Dalam waktu yang sangat singkat gurita akan menjadi busuk. Mengingat kondisi yang demikian maka harus dilakukan upaya penanganan yang tepat agar tidak mengalami kemunduran mutu (Wikipedia, 2010)
Berbagai cara pengawetan ikan telah banyak dilakukan, tetapi sebagian di antaranya tidak mampu mempertahankan sifat-sifat ikan yang alami. Salah satu cara mengawetkan ikan yang tidak merubah sifat alami ikan adalah pendinginan dan pembekuan (Murniyati dan Sunarman, 2000).
PT. USAHA CENTRAL JAYA SAKTI (UCS) adalah salah satu perusahaan atau industri penanganan hasil perikanan. Perusahaan ini melakukan penanganan pada produk perikanan salah satunya ialah gurita ( Octopus. sp), perusahaan ini berada di Jl. Kima 5 Kav. E No. 3A, Makassar, Sulawesi Selatan.

1.2.Rumusan Masalah
Mengetahui bagaimana proses produksi gurita beku sehingga menjadi suatu produk yang siap untuk dijual atau di ekspor
1.3.Tujuan dan Manfaat
Kegiatan Fieldtrip ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses produksi gurita beku atau penanganan pada gurita sehingga menghasilkan produk yang siap untuk diekspor.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.PT. Usaha Central Jaya Sakti
PT. Usaha Central Jaya Sakti atau yang sering dikenal dengan senbutan UCS, perusahaan ini awalnya merupakan salah satu perusahaan atau keluarga yang didirikan oleh ibu Marry pada tahun 2008 silam dan salah satu staff manajernya sekarang ialah Yusri. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada penanganan hasil perikanan sehingga menjadi suatu produk yang siap diekspor.
PT. Usaha Central Jaya Sakti ini menangani 15 produk perikanan yang di antaranya ialah :Skip Jack ,Albacore, Frozen Octopus, fish palagis, Fresh Domersal, Cumi-cumi, Sotong, Rumput Laut, Slipper Lobster, dan Ikan Terbang dll. Semua produk yang diproduksinya sudah mendapat sertifikat HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) dengan melakukan pengujian produk tersebut Balai Besar Karantina Ikan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan (BBKIPM) yang mengeluarkan sertifikat mutu perikanan, SNI (Standar Nasional Indonesia, Referensi dari Kompoten Otoriti, dan Persyaratan dari negara tujuan (buyer)
Perusahaan ini melakukan produksi sesuia dengan permintaan buyer atau negara tujuannya, dimana perushaan tersebut melakukan produksi ketika mendapat pesanan dari konsumen. Adapun standar mutu yang digunakan ialah sesuai yang jelasnya kategori produk yang baik yang mengambil standar dari permintaan atau pesanan konsumen atau buyer itu sendiri.
Produk hasil yang di produksi ini di kirim di berbagai negara di dunia diantaranya Korea, Cina, Vietnam, Filiphina, Kanada, Malaysia, Saudi Arabia, Irak, Singapur dan masih banyak lagi negara yang ada di dunia yang menjalin kerja sama dalam hal ini sebagai konsumen atau buyer pada perusahaan ini, namun di balik suksessnya dalam melakukan ekspor produk perikanan tersebut ada dua negara yang belum bisa ditembusnya ialah Russia dan Eropa di karenakan Perusahaan ini masih menduduki posisi Great B dan negara tersebut menerima produk yang menduduki Great A dan persyaratan untuk mendapat great tersebut ialah harus mendapat sertifikat pengujian laboraturium yang terakreditasi dikarenakan walapun mendapat sertifikat pengujian laboraturium namun laboraturium yang di tempati belum terkareditasi maka produk tersebut tidak akan diterima.
Strategi yang digunakan PT. Usaha Central Jaya Sakti dalam mencari konsumen atau pangsa pasarnya ialah dengan menggunakan media internet dan mengikuti pameran yang dilaksanakan di negara lain.
2.2.Deskripsi Gurita (Octopus sp.)
Gurita adalah hewaan muluska dari kelas Cephalopoda (kaki hewan terletak di kepala), ordo octopoda dengan terumbu karang di Samudera sebagai Habitat utama. Gurita terdiri dari 289 spesies yang mencakup sepertiga dari total spesies kelas Cephalopoda. Gurita dalam bahas inggris disebut Octopus yang sering hanya mengacu pada hewan dari genus OctopusGurita merupakan makanan laut bagi penduduk di negara-negara Mediterania, Meksiko, dan bahan utama berbagai makanan jepang, seperti sushi tempuraTakoyaki dan Akashiyaki.
Secara lengkap urut-urutan klasifikasi dari Gurita (Octopus sp.) adalah sebagai berikut :
Filum               : Molusca
Kelas               : Cephalopoda
Anak kelas      : Coleoidea
Bangsa            : Octopoda
Anak bangsa   : Incirrata
Suku                : Octopodidae
Anak suku       : Octopodinae
Marga              : Octopus
Jenis                : Octopus sp.
2.3.Manfaat Gurita
Menurut Fitday (2010), Gurita adalah sumber kalori rendah dengan bentuk ramping. Ada sekitar 140 kalori per 3 ons (85 g) Gurita, dengan kandungan lemak hanya 1.8 g. Gurita merupakan sumber zat besi yang sangat baik untuk mengatasi kelemahan, kelelahan dan anemia.
Gurita juga merupakan sumber kalsium, fosfor, kalium dan selenium jugamenyediakan vitamin yang penting termasuk vitamin C, vitamin A dan beberapa vitamin B, serta beberapa omega-3 asam lemak. Omega-3 adalah nutrisi penting yang dapat menurunkan kemungkinan penyakit jantung, serta kanker dan depresi juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu perkembangan otak pada anak-anak.
Gurita juga mengandung taurin, yang merupakan asam organik yang bertindak sebagai antioksidan dan dapat melindungi terhadap beberapa efek stres. Taurin juga membantu mencegah penyakit jantung, walaupun belum dilakukan penelitian lebih lanjut. Beberapa studi dikaitkan juga dengan kadar gula darah meningkat, namun hal ini juga memerlukan penelitian lebih lanjut.



2.4.Pengertian Pembekuan
Pembekuan merupakan proses pengolahan, yaitu suhu produk atau bahan pangan diturunkan dibawah titik beku, dan sejumlah air berubah bentuk menjadi kristal es (Estiasih dan Ahmadi, 2009).
Menurut  Effendi (2009) dengan membekunya sebagian kandungan air bahan atau dengan terbentuknya es sehingga ketersediaan air menurun, maka kegiatan enzim dan jasad renik dapat dihambat atau dihentikan sehingga dapat mempertahankan mutu bahan pangan.
2.5.Prinsip Pembekuan
Pembekuan ikan menggunakan suhu yang lebih rendah, yaitu jauh dibawah titik beku ikan. Pembekuan hampir mengubah seluruh kandungan air pada ikan menjadi es, tetapi pada waktu ikan beku dilelehkan, keadaan ikan harus kembali seperti sedia kala. Keadaan beku menghambat aktifitas bakteri dan enzim sehingga daya awet ikan beku lebih besar dibandingkan dengan ikan yang hanya didinginkan (Adawyah, 2007).
Pada suhu -12oC, kegiatan bakteri telah dapat dihentikan, tetapi proses kimia enzimatis masih terus berjalan. Kematian bakteri akibat pembekuan karena:
1.      Sebagian besar air di dalam tubuh ikan, baik air bebas maupun air terikat telah berubah menjadi es sehingga bakteri kesulitan menyerap makanan dalam bentuk larutan.
2.      Cairan di dalam sel bakteri akan ikut membeku dan volumenya betambah sehingga dinding sel pecah dan menyebabkan kematian bakteri.
3.      Suhu yang sangat rendah menyebabkan bakteri yang tidak tahan terhadap suhu rendah akan mati.
Pada dasarnya pembekuan sama dengan pendinginan yang dimaksudkan untuk mengawetkan sifat – sifat alami produk yang dibekukan. Pembekuan mengubah hampir seluruh kandungan air pada produk yang dibekukan menjadi es. Keadaan beku menyebabkan bakteri dan enzim terhambat kegiatannya, sehingga daya awet produk yang dibekukan lebih besar dibandingkan dengan produk yang hanya didinginkan (Murniyati dan Sunarman, 2000).
2.6.Teknik Pembekuan
Terdapat beberapa teknik pembekuan yang dikenal dimasyarakat menurut Bambang Agus Murtidjo (2003),  yaitu :
1.    Sharp freezer
Sharp frezer  merupakan teknik pembekuan yang tergolong sangat lambat. Pembekuan dengan Sharp freezer dilakukan dengan meletakkan produk perikanan pada rak-rak yang terdiri atas pipa-pipa pendingin. Bahan pendingin yang digunakan adalah ammonia, freon 12, atau kadang-kadang udara dingin yang dialirkan melalui pipa-pipa pendingin tersebut.
Pembekuan sharp freezer terbatas untuk produk perikanan yang sudah dikemas. Kecepatan pembekuan berjalan lambat dan ditentukan oleh temperatur pipa-pipa pendingin. Temperatur yang dianjurkan adalah minus 30oC - 45oC. Produk perikanan yang dibekukan sebaiknya tidak ditumpuk, tetapi cukup disusun selapis-selapis. Pembekuan dengan cara ini dapat mencegah terjadinya penggembungan produk.
2.    Air Blast freezer
Air Blast freezer adalah sebuah lorong dengan udara dingin yang disirkulasikan ke sekitar produk yang akan dibekukan dengan bantuan kipas angin setelah udara tersebut melewati evaporator. Air Blast Freezer digunakan untuk membekukan produk perikanan yang sudah dikemas dan diletakkan dalam pan-pan tertutup.
Pembekuan produk perikanan dengan air blast freezer tergantung pada kecepatannya, makin cepat makin cepat dingin. Kelemahan pembekuan dengan air blast freezer adalah terjadinya proses pengeringan pada produk perikanan yang tidak dikemas. Namun, pembekuan dengan air blast freezer juga mengandung kelebihan, yakni dapat digunakan untuk produk perikanan segala ukuran dan jenis secara bersamaan.
3.    Plate freezer
Plate freezer sangat cocok untuk membekukan produk perikanan yang dikemas dalam kotak-kotak persegi dengan berat 2 – 4 kg. Produk perikanan yang sering dibekukan dengan freezer jenis ini adalah udang, fillet, fish stick,fish block. Pada pembekuan ini, produk perikanan yang dibekukan dijepit di antara dua plat yang dialiri bahan pendingin.
                                         



BAB III
METODOLOGI
3.1.Waktu dan Tempat
Penulisan laporan ini berdasarkan fieldtrip mahasiswa yang dilaksanakan pada tanggal 18 April 2017, di PT Usaha Central Jaya Sakti (UCS) Jl. Kima 5 Kav. E No. 3A, Makassar, Sulawesi Selatan.
3.2.Alat dan Bahan
1.      Pulpen
2.      Buku
3.      Kertas HVS
4.      Hp
3.3.Metode Pelaksanaan
1.    Tinjauan Kepustakaan
Penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca dan mempelajari literatur dan catatan yang berhubungan dengan penangan dan pembekuan gurita sebagai teori dalam penyusunan laporan ini
2.    Penelitian Lapangan
Metode observasi yaitu metode yang dilakukan dengan turun langsung kelapangan untuk memperoleh sejumlah data-data yang berhubungan dengan pembahasan ini yang bersumber dari perusahaan.
3.4.Jenis Data
1.    Data Kualitatif
Data yang berupa penjelasan dari pihak perusahaan yang bersangkutan.
2.    Data Kuantitatif
Data yang berupa angka atau bilangan yang diperoleh secara langsunng dari perusahaan sesuia dengan bentuknya yang nantinya akan diolah atau dianalisis dengan menggunakan perhitungan matematika dan statistik.



3.5.Sumber Data
1.    Data Primer
Data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung ke perusahaan. Data ini diperoleh melalui wawancara terhadap petugas perusahaan yang jawabannya nantinya diolah kedalam laporan ini.
2.    Data Sekunder
Data yang diperoleh dari literatur atau internet sebagai pelengkap data primer.                                                    



BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.Pengertian Proses Produksi
Proses Produksi merupakan suatu kegiatan atau langkah yang digunkanan dalam mengolah bahan baku baku hingga menjadi sebuah produk barang jadi atau setengah jadi yang mempunyai nilai ekonomis.
4.2.Proses Produksi Gurita Beku Pada PT. Usaha Central Jaya Sakti
4.2.1.  Penerimaan Bahan Baku
Untuk mengadakan bahan baku perusahaan ini menerima bahan baku yang berupa gurita dari suplier atau pemasok yang biota perikanannya bersumber dari perairan sulawesi sendiri dan bahan baku itu di angkut dengan menggunakan mobil truck dan mobil pick up untuk sampai ke perusahaan dan menggunakan Fish Box (Kotak Ikan). Dalam penerimaan bahan baku ini harus dilakukan dengan cermat dan cepat dikarenakan bahan baku yang diterima harus sesuai dengan permintaan Buyer tersebut yang pastinya merupakan produk segar
Dalam penerimaan bahan baku tidak selamanya bahan bakunya segar oleh karena itu dibutuhkan ketelitian dalam menerima bahan baku tersebut. Adapun ciri-ciri yang membedakan antara gurita segar dan tidak segar ialah :
1.      Gurita Segar
·         Gurita masih memiliki organ tubuh yang lengkap
·         Bau masih segar
·         Lendir masih banyak pada Gurita dan timbul busa
2.      Gurita Tidak Segar
·         Organ tubuh pada Gurita sudah tidak lengkap lagi
·         Bau amoniak
·         Lendir sudah mulai berkurang
Bahan baku yang datang berdasarkan permintaan buyer lalu pihak pabrik hanya memproses gurita tersebut menjadi bentuk beku (frozzen). Bahan baku yang datang masih dalam keadaan segar karena di dalam fishbox diberi es dan setelah gurita datang langsung dilakukan pembongkaran dengan hati-hati agar gurita tidak rusak.
4.2.2.  Pencucian
Setelah melalui proses penerimaan bahan baku tersebut gurita yang telah diterima dilakukan pencucian yang dilakukan di dalam ruangan proses gunanya agar terhindar dari kotoran dan bakteri sehingga original gurita tersebut tetap terjaga.
4.2.3.  Penimbangan I
Setelah penerimaan bahan baku tersebut dan bahan baku sudah melalui proses pencucian langkah selanjutnya ialah melakukan penimbangan pertama yang dilakukan oleh karyawan harian menggunakan Basket (keranjang) dan menggunakan timbangan untuk mengetahui berat total gurita pada saat penerimaan bahan baku tersebut.
4.2.4.  Sortasi
Setelah bahan baku malalui proses penimbangan selanjutnya bahan baku berupa Gurita di sortir menurut sizenya didalam ruangan proses dan diatas meja proses. Tujuan penyortiran adalah memperoleh Gurita dalam bentuk atau kualitas yang baik dan ukuran yang seragam
4.2.5.  Penimbangan II
Setelah dilakukan penyortiran pada bahan baku tersebut maka langkah selanjutnya ialah melakukan penimbangan kedua yang hampir sama dengan penimbangan pertama yang dilakukan diatas keranjang dengan menggunakan timbangan digital dengan tujuan untuk mengetahui berat gurita yang telah disortir sesuai dengan ukurannya dan untuk mempermudah pengemasan dan perhitungan produk akhir
4.2.6.  Penyusunan Diatas Pan
Setelah dilakukan penimbangan II selanjutnya dilakukan penyusunan. Proses ini dilakukan di ruang proses dengan menyusunnya di pan sebelum gurita tersebut dimasukkan kedalam ruangan pembekuan (Air Blast Freezer). Tetapi sebelum di tata dalam pan Gurita untuk semua ukuran di masukkan kedalam Plastik(Polyback). Perlakuan ini bertujuan agar produk mudah dilepas dari pan saat proses pengemasan dan produk tidak mudah tercecer
4.2.7.  Pembekuan
Setelah dilakukan penyusunan selanjutnya yaitu proses pembekuan. Gurita yang sudah disusun diatas pan selanjutnya dibawa menggunakan trolly ke dalam ruang pembekuan yaitu ABF (Air Blast Freezer). Menurut Moeljanto, (1992) Air Blast freezer merupakan sebuah ruangan atau kamar atau terowongan (tunnel). Udara dingin di dalamnya disirkulasikan ke sekitar produk yang dibekukan dengan bantuan pan. Salah satu kelemahan cara pembekuan ini adalah terjadinya proses pengeringan produk, apalagi bila tidak dibungkus (dikemas) seperti halnya ikan utuh, dan kecepatan udara cukup besar. Untuk itu pengawasannya harus baik, termasuk pencegahan penggembungan kemasan – kemasan tersebut.
PT. Usaha Central Jaya Sakti menggunakan metode pembekuan ABF (Air Blast Frezeer) Namun dalam proses pembekuannya menggunakan mesin pembeku yang sama yaitu mesin ABF ( Air Blast Frezeer  )dengan suhu 35 – 40 oC dengan waktu pembekuan sekitar 8 – 12 jam hingga produk tersebut membeku dan siap untuk dipoindahkan keruangan penyimpanan (Cold Storage).
4.2.8.  Packing dan Labeling
Langkah selanjutnya sebelum produk tersebut di simpan dalam ruangan Cold Storage ialah Packing dan Labeling yang dilakukan diruangan Packing. Langkah ini dilakukan setelah produk tersebut dibekukan kemudia dikeluarkan dari ruangan ABF dan tetap harus menjaga suhu ruangan. Produk tersebut dikeluarkan dari pan dengan cari dibalik kemudian di bilas dengan air es secukupnya untuk tetap menjaga suhu produk tersenbut dan setelah itu dimasukkan kedalam plastik besar dan kedalam karton kemudian di lakukan labeling sesuai dengan ketentuan yang berlaku didalam perusahaan tersebut.
4.2.9.  Penyimpanan
Langkah terakhir sebelum dilakukan pengiriman sesuai dengan waktunya ialah melakukan penyimpanan. Jadi untuk menunggu waktu pemberangkatan atau menunggu pesanan buyer mencukupi, produk produk yang sudah diproses dalam proses pembekuan di masukkan kedalam ruangan penyimpanan. Ruagan ini disebut Cold Storage guna untuk tetap mejaga mutu produk tersebut sebelum dilakukan pengiriman kepada Buyer
4.2.10.   Pengiriman (EKSPOR)
Langkah ini merupakan langkah terakhir yaitu melakukan pengiriman kepada buyer. Namun didalam langkah pengiriman ini tidak dikirim begitu saja namun ada hal-hal yang mesti diperhatikan demi untuk menjaga kualitas dari produk hingga sampai ketanga konsumen. Adupun langkah yang harus diperhatikan ialah :
1.      Pengecekan Terhadap produk yang sesuai dengan label yang diberikan
2.      Pembersihan terhadap mobil angkut (Kontainer)
3.      Sebelum produk dimasukkan kedalam mobil tersebut, terlebih dahulu suhu ruangan mobil tersebut itu harus terjaga sehingga suhunya harus dicas sesuai dengan standar ketika suhu mobil tersebut sudah mencapai standar barulah produk tersebut dimasukkan dan dikirim kenegara tujuan



BAB  V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Proses produksi Gurita beku (Frozen Octopus) ialah suatu proses penanganan bahan baku hingga menjadi produk stengah jadi gunanya untuk menurunkan kadar air yang terkadung pada gurita tersebut dan yang tak kalah pentingnya ialah menjaga mutu dari gurita tersebut dikarenakan salah satu sifat produk perikanan ialah cepat membusuk. Adapun langkah yang digunakan dalam melakukan proses pembekuan terhadap gurita ialah :
1.      Penerimaan Bahan Baku
2.      Pencucian
3.      Penimbangan I
4.      Sortasi
5.      Penimbangan II
6.      Penyusunan diatas Pan
7.      Pembekuan
8.      Packing and Labeling
9.      Penyimpanan
10.  Pengiriman (Ekspor)
5.2  Saran
Pada saat fieltdtrip kedepannya sebaiknya disiapkan kuisioner agar mahasiswa dapat mendapatkan ilmu sesuai dengan modul yang bersangkutan.




                                                


DAFTAR PUSTAKA
PT. Usaha Central Jaya Sakti 2017. Skip Jack ,Albacore, Frozen Octopus, fish palagis, Fresh Domersal, Cumi-cumi, Sotong, Rumput Laut, Slipper Lobster, dan Ikan Terbang. Makassar